Selasa, 24 November 2015

aging process


GUNA MEMENUHI TUGAS GERONTIK





DISUSUN OLEH :


PINRIH SETYO MULYO
48933181549



PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2015

KATA PENGANTAR
Assalammualaikum w.w.
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa lagi Maha Memberi Rahmat. Dan tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah pada Nabi Muhammad SAW. Karena ramhat serta inayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PROSES PENUAAN / AGING PROCES” ini tepat pada waktunya.
Selain itu, penyusunan makalah ini bermanfaat untuk mengetahui dan menambah wawasan penyusun sebagai mahasiswa serta pembaca mengenai teori biologis dari proses penuaan pada manusia secara lebih mendalam dan runtut.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan baik ini perkenankan penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen yang telah mengajar keperawatan gerontik dan teman-teman semua. Dan tak lupa saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini baik secara material maupun moril, dan karena keterbatasn saya tidak dapat menyebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, makalah ini belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan saran mengenai penyusunan makalah ini sangat diharapkan oleh penyusun.
Wassalammua’alaikum w.w.

Semarang, 22 November 2015

 



DAFTAR ISI


 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000). Dengan kata lain, proses menua merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stres atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara fisik maupun psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran.
Pada perkembangan sekarang ini, pendapat tersebut mulai tergeser dengan suatu pengertian bahwa masa tua merupakan suatu hal yang wajar dan tetap dapat menjalani sisa hidupnya dengan tenang, aman, sejahtera dan berguna bagi lingkungannya. Secara global, bila ditinjau dari aspek peradaban umat manusia, maka terdapat konsep transisi kependudukan yang oleh berbagai pakar, termasuk para pakar gerontologi (Comfort 1964 dan Myers 1984) menggambarkan pertumbuhan jumlah lansia akibat penurunan pada angka morbiditas (Tamher & Noorkasiani, 2011).
Berkenaan dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah, para profesional kesehatan, serta bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) lansia. Salah satu wujud upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan lansia adalah dengan disahkannya UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No. 4 Tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo (Maryam., 2012).




1.      Tujuan Umum
Berdasarkan latar belakang di atas, urgensi bagi seorang perawat untuk mengetahui keadaan fisik ataupun psikososial pada usia lansia, dan bagaimana terjadinya proses penuaan.  Sebagai suatu fase yang pasti akan dilewati oleh setiap manusia.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui bagaimana definisi aging process menurut ahli
b.      Mengetahui bagaimana tahapan-tahapan aging process
c.       Mengetahui teori biologis dan psikologis
d.      Mengetahui pelayanan kesehatan pada lanjut usia















BAB II

PEMBAHASAN

Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degenararif (Constantinides, 1994 dalam Maryam,2012).
Aging process (proses penuaan) dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya cepat dan lambatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Secara teori perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua, dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun. Pada usia ini terjadilah proses penuaan secara alamiah. Perlu persiapan untuk menyambutb hal tersebut agar nantinya tidak menimbulkan fisik, mental, sosial, ekonomi bahkan psikologis. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000)
Sehingga dapat diartikan proses penuaan merupakan tahap dewasa yang dimana tahap pertumbuhan manusia mencapai titik perkembangan yang maksimal, dengan disertai mulai menyusutnya tubuh yang dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel dalam tubuh. Sehingga fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan secara perlahan-lahan yang biasanya disertai masalah atau gangguan pada kesehatan.
Selain itu, proses menua juga merupakan proses yang terus-menerus (berkelanjutan) secara alamiah yang dimulai sejak manusia lahir sampai udzhur/tua. Pada usia lansia ini biasanya seseorang akan mengalami kehilangan jaringan otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh akan “mati” sedikit demi sedikit. Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah sosial-ekonomi, mental, maupun fisik-biologis. Dari aspek fisik-biologis terjadi perubahan pada beberapa sistem, seperti sistem organ dalam, sistem muskuloskeletal, sistem sirkulasi (jantung), sel jaringan dan sistem saraf yang tidak dapat diganti karena rusak atau mati. Ditambahkan, terutama sel otak yang berkurang 10-20% dalam setiap harinya dna sel ginjal yang tidak bisa membelah, sehingga tidak ada regenerasi sel. Berkurangnya jumlah sel saraf (neuron) dan kematian sel secara terus-menerus menyebabkan seseorang menjadi demensia (Khalid, 2012)

Proses penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan kemampuan sel untuk memperbaiki diri. Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik (kehilangan fungsi tubuh dan sistem organnya) dan peningkatan penyakit (Fowler, 2003).
Menurut Fowler (2003), aging adalah suatu penyakit dengan karakteristik yang terbagi menjadi 3 fase yaitu :
1.      Fase subklinik (usia 25-35 tahun)
Kebanyakan hormon mulai menurun : testosteron, growth hormone (GH), dan estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi tubuh, seperti diet yang buruk, stress, polusi, paparan berlebihan radiasi ultraviolet dari matahari. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar. Individu akan tampak dan merasa “normal” tanpa tanda dan gejala dari aging atau penyakit. Bahkan, pada umumnya rentang usia ini dianggap usia muda dan normal.
2.      Fase transisi (usia 35-45 tahun)
Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25 persen. Kehilangan massa otot yang mengakibatkan kehilangan kekuatan dan energi serta komposisi lemak tubuh yang meninggi. Keadaan ini menyebabkan resistensi insulin, meningkatnya resiko penyakit jantung, pembuluh darah, dan obesitas. Pada tahap ini mulai muncul gejala klinis, seperti penurunan ketajaman penglihatan- pendengaran, rambut putih mulai tumbuh, elastisitan dan pigmentasi kulit menurun, dorongan seksual dan bangkitan seksual menurun. Tergantung dari gaya hidup, radikal bebas merusak sel dengan cepat sehingga individu mulai merasa dan tampak tua. Radikal bebas mulai mempengaruhi ekspresi gen, yang menjadi penyebab dari banyak penyakit aging.

1.      Fase Klinik (usia 45 tahun keatas)
Orang mengalami penurunan hormon yang berlanjut, termasuk DHEA
(dehydroepiandrosterone), melatonin, GH, testosteron, estrogen, dan hormon tiroid. Terdapat juga kehilangan kemampuan penyerapan nutrisi, vitamin, dan mineral sehingga terjadi penurunan densitas tulang, kehilangan massa otot sekitar 1 kilogram setiap 3 tahun, peningkatan lemak tubuh dan berat badan. Di antara usia 40 tahun dan 70 tahun, seorang pria kemungkinan dapat kehilangan 20 pon ototnya, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk membakar 800-1.000 kalori perhari. Penyakit kronis menjadi sangat jelas terlihat, akibat sistem organ yang mengalami kegagalan. Ketidakmampuan menjadi faktor utama untuk menikmati “tahun emas” dan seringkali adanya ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sederhana dalam kehidupan sehari-harinya. Prevalensi penyakit kronis akan meningkat secara dramatik sebagai akibat peningkatan usia (Fowler, 2003).

Teori proses menua menurut Potter and Poetry 2005 adalah sebagai berikut :
a)      Teori Seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit.. Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat diganti.

b)      Teori “Genetik Clock”
Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun) Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu. Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan wanita 82 tahun  Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies.Untuk membuktikan apakan yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumla replikasi, kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya.
c)      Sintesis Protein (Kolagen Dan Elastin)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal.


d)     Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu. Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik. Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh.
e)      Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun  Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia  Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur.
Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan, dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi terhadap stres biologis. Macam-macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses penyakit. (kronik dan akut)

a)      Teori Pelepasan
Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat.
b)      Teori Aktivitas
Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyusuauian.

Menurut Nugroho 2000  kegiatan pelayanan kesehatan dapat berupa :
1.      Upaya peningkatan
Yaitu upaya menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Upaya peningkatan dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
a.       Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri
b.      Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang
c.       Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan sesuai dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar
d.      Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
e.       Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran sesuai dengan kemampuan
f.       Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat
2.      Upaya pencegahan
Yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kumpulan penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan.
Upaya pencegahan dapat berupa kegiatan antara lain:
a.       Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menentukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut
b.      Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar
c.       Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat Bantu, misalkan: kacamata, alat bantu dengar dan lain-lain agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna
d.      Penyuluhan untuk mencegah terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut
e.       Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
3.      Upaya pengobatan
Yaitu upaya pengobatan bagi usia lanjut.
Upaya pengobatan dapat berupa kegiatan sebagai berikut:
a.       Pelayanan kesehatan dasar
b.      Pelayanan kesehatan specialistik melalui sistem rujukan
4.      Upaya Pemulihan
Yaitu upaya pemulihan fungsi organ yang telah menurun.
Upaya pemulihan dapat berupa kegiatan antara lain:
a.       Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat Bantu misalnya: kacamata, alat Bantu dengar dan alin-lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
b.      Mengembalikan kepercayaan diri sendiri dan memperkuat mental penderita
c.       Pembinaan usia lanjut dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktivitas di dalam maupun di luar rumah
d.      Nasihat dan cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita
e.       Perawatan fisioterapi
f.       Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat
Dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut, dalam rangka menciptakan kemandirian masyarakat.
g.      Pengembangan Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Pengembangan upaya kesehatan lanjut di puskesmas adalah salah satu upaya dalam menggunakan data yang diperoleh dari survey, study, SP2TP untuk mengembangkan peran serta masyarakat dan pelayanan di bidang upaya kesehatan usia lanjut. Pengembangan ini dilaksanakan melalui forum mini loka karya, mikro planning dan stratifikasi puskesmas dalam rangka mencapai derajat kesehatan usia lanjut secara optimal.
h.      Pencatatan dan Pelaporan
Diintegrasikan ke dalam sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas.
















BAB III

PENUTUP

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000).
Proses penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan kemampuan sel untuk memperbaiki diri Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik (kehilangan fungsi tubuh dan sistem organnya) dan peningkatan penyakit (Fowler, 2003).
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia, untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis pasiennya. Termasuk pada usia lanjut.
Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensinya, baik sebagai acuan dalam pembelajaran.







DAFTAR PUSTAKA


·         Potter and Poetry 2005. Fundamental Keperawatan; konsep, proses dan praktik.Jakarta:EGC
·         Maryam, R. Siti, dkk. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
·         Tamher, S., dan Noorkasiani. 2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
·         Mujahidullah, Khalid. 2012. Keperawatan Gerontik: Merawat Lansia dengan Cinta dan Kasih Sayang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
·         Nugroho,wahyudi.2000.Perawatan Usia Lanjut.jakarta;EGC
·         Fowler.2003.Kesehatan Usia Lanju-Proses Penuaa.Jakarta : Salemba Medika

 



1 komentar:

  1. CASINO HOTEL CASINO, S.A.. LADY, IA 92901 - JMTHub
    CASINO 과천 출장안마 HOTEL CASINO, 여수 출장안마 S.A.. 아산 출장마사지 LADY, IA 92901. 부산광역 출장샵 Call Now · Full Time 충주 출장마사지 Directions. 24-hour response time.

    BalasHapus