GUNA
MEMENUHI TUGAS GERONTIK
DISUSUN
OLEH :
PINRIH SETYO
MULYO
48933181549
PRODI
D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS
ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
ISLAM SULTAN AGUNG
2015
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum
w.w.
Segala puji bagi
Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa lagi Maha Memberi Rahmat. Dan tak lupa sholawat
serta salam semoga senantiasa terlimpah pada Nabi Muhammad SAW. Karena ramhat
serta inayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PROSES PENUAAN
/ AGING PROCES” ini tepat pada waktunya.
Selain itu,
penyusunan makalah ini bermanfaat untuk mengetahui dan menambah wawasan
penyusun sebagai mahasiswa serta pembaca mengenai teori biologis dari proses
penuaan pada manusia secara lebih mendalam dan runtut.
Oleh sebab itu,
dalam kesempatan baik ini perkenankan penyusun menyampaikan ucapan terimakasih
kepada dosen yang telah mengajar keperawatan gerontik dan teman-teman semua.
Dan tak lupa saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini baik secara material maupun moril, dan
karena keterbatasn saya tidak dapat menyebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kami dan kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Tentunya karena
keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, makalah ini belum
sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan saran mengenai
penyusunan makalah ini sangat diharapkan oleh penyusun.
Wassalammua’alaikum
w.w.
Semarang, 22
November 2015
DAFTAR ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000). Dengan kata lain, proses menua
merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya
kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stres atau pengaruh lingkungan, dimulai
dari kemunduran secara fisik maupun psikis (kejiwaan), atau yang lazim
dikatakan adalah keuzuran.
Pada perkembangan sekarang ini, pendapat
tersebut mulai tergeser dengan suatu pengertian bahwa masa tua merupakan suatu
hal yang wajar dan tetap dapat menjalani sisa hidupnya dengan tenang, aman,
sejahtera dan berguna bagi lingkungannya. Secara global, bila ditinjau dari
aspek peradaban umat manusia, maka terdapat konsep transisi kependudukan yang
oleh berbagai pakar, termasuk para pakar gerontologi (Comfort 1964 dan Myers
1984) menggambarkan pertumbuhan jumlah lansia akibat penurunan pada angka
morbiditas (Tamher & Noorkasiani, 2011).
Berkenaan dengan hal tersebut, berbagai
upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah, para profesional kesehatan,
serta bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat untuk mengurangi angka
kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) lansia. Salah satu wujud upaya
pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan lansia adalah dengan
disahkannya UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan
lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No. 4 Tahun 1965 tentang
Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo (Maryam., 2012).
1. Tujuan
Umum
Berdasarkan
latar belakang di atas, urgensi bagi seorang perawat untuk mengetahui keadaan
fisik ataupun psikososial pada usia lansia, dan bagaimana terjadinya proses
penuaan. Sebagai suatu fase yang pasti akan dilewati oleh setiap
manusia.
2. Tujuan
Khusus
a. Mengetahui
bagaimana definisi aging process menurut ahli
b. Mengetahui
bagaimana tahapan-tahapan aging process
c. Mengetahui
teori biologis dan psikologis
d. Mengetahui
pelayanan kesehatan pada lanjut usia
BAB II
PEMBAHASAN
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu
proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring
dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan
atau yang biasa disebut sebagai penyakit degenararif (Constantinides, 1994
dalam Maryam,2012).
Aging process (proses penuaan) dalam perjalanan
hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua
orang yang dikaruniai umur panjang, hanya cepat dan lambatnya proses tersebut
bergantung pada masing-masing individu. Secara teori perkembangan manusia yang
dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua, dan akhirnya akan masuk pada
fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun. Pada usia ini terjadilah proses
penuaan secara alamiah. Perlu persiapan untuk menyambutb hal tersebut agar
nantinya tidak menimbulkan fisik, mental, sosial, ekonomi bahkan psikologis.
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan
kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000)
Sehingga dapat diartikan proses penuaan merupakan
tahap dewasa yang dimana tahap pertumbuhan manusia mencapai titik perkembangan
yang maksimal, dengan disertai mulai menyusutnya tubuh yang dikarenakan
berkurangnya jumlah sel-sel dalam tubuh. Sehingga fungsi tubuh juga akan
mengalami penurunan secara perlahan-lahan yang biasanya disertai masalah atau
gangguan pada kesehatan.
Selain itu, proses menua juga merupakan proses yang
terus-menerus (berkelanjutan) secara alamiah yang dimulai sejak manusia lahir
sampai udzhur/tua. Pada usia lansia ini biasanya seseorang akan mengalami
kehilangan jaringan otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh akan
“mati” sedikit demi sedikit. Secara individu, pengaruh proses menua dapat
menimbulkan berbagai masalah sosial-ekonomi, mental, maupun fisik-biologis.
Dari aspek fisik-biologis terjadi perubahan pada beberapa sistem, seperti
sistem organ dalam, sistem muskuloskeletal, sistem sirkulasi (jantung), sel
jaringan dan sistem saraf yang tidak dapat diganti karena rusak atau mati.
Ditambahkan, terutama sel otak yang berkurang 10-20% dalam setiap harinya dna
sel ginjal yang tidak bisa membelah, sehingga tidak ada regenerasi sel.
Berkurangnya jumlah sel saraf (neuron) dan kematian sel secara terus-menerus
menyebabkan seseorang menjadi demensia (Khalid, 2012)
Proses penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan
kemampuan sel untuk memperbaiki diri. Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan
fisiologik (kehilangan fungsi tubuh dan sistem organnya) dan peningkatan
penyakit (Fowler, 2003).
Menurut Fowler (2003), aging adalah suatu penyakit dengan
karakteristik yang terbagi menjadi 3 fase yaitu :
1.
Fase subklinik
(usia 25-35 tahun)
Kebanyakan
hormon mulai menurun : testosteron, growth hormone (GH), dan estrogen.
Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi
tubuh, seperti diet yang buruk, stress, polusi, paparan berlebihan radiasi
ultraviolet dari matahari. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar.
Individu akan tampak dan merasa “normal” tanpa tanda dan gejala dari aging atau
penyakit. Bahkan, pada umumnya rentang usia ini dianggap usia muda dan normal.
2.
Fase transisi
(usia 35-45 tahun)
Selama tahap
ini kadar hormon menurun sampai 25 persen. Kehilangan massa otot yang mengakibatkan
kehilangan kekuatan dan energi serta komposisi lemak tubuh yang meninggi.
Keadaan ini menyebabkan resistensi insulin, meningkatnya resiko penyakit
jantung, pembuluh darah, dan obesitas. Pada tahap ini mulai muncul gejala
klinis, seperti penurunan ketajaman penglihatan- pendengaran, rambut putih
mulai tumbuh, elastisitan dan pigmentasi kulit menurun, dorongan seksual dan
bangkitan seksual menurun. Tergantung dari gaya hidup, radikal bebas merusak
sel dengan cepat sehingga individu mulai merasa dan tampak tua. Radikal bebas
mulai mempengaruhi ekspresi gen, yang menjadi penyebab dari banyak penyakit aging.
1.
Fase Klinik
(usia 45 tahun keatas)
Orang mengalami
penurunan hormon yang berlanjut, termasuk DHEA
(dehydroepiandrosterone),
melatonin, GH, testosteron, estrogen, dan hormon tiroid. Terdapat juga
kehilangan kemampuan penyerapan nutrisi, vitamin, dan mineral sehingga terjadi
penurunan densitas tulang, kehilangan massa otot sekitar 1 kilogram setiap 3
tahun, peningkatan lemak tubuh dan berat badan. Di antara usia 40 tahun dan 70
tahun, seorang pria kemungkinan dapat kehilangan 20 pon ototnya, yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk membakar 800-1.000 kalori perhari. Penyakit
kronis menjadi sangat jelas terlihat, akibat sistem organ yang mengalami kegagalan.
Ketidakmampuan menjadi faktor utama untuk menikmati “tahun emas” dan seringkali
adanya ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sederhana dalam kehidupan
sehari-harinya. Prevalensi penyakit kronis akan meningkat secara dramatik
sebagai akibat peningkatan usia (Fowler, 2003).
Teori
proses menua menurut Potter and Poetry 2005 adalah sebagai berikut :
a)
Teori Seluler
Kemampuan sel
hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh
“diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari
tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan
membelah akan terlihat sedikit.. Hal ini akan memberikan beberapa pengertian
terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih
lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan
berkurangnya umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal
dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti
jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem
tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit
atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata sepanjang
kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami kerusakan dan
akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak
dapat diganti.
b)
Teori “Genetik
Clock”
Menurut teori ini menua telah
diprogram secara genetik untuk species-species tertentu. Tiap species mempunyai
didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu
replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi
sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita
akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit akhir yang katastrofal. Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan
bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat
adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun,
beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun) Secara
teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa
waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu. Usia harapan hidup
tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan wanita 82
tahun Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol
dalam tingkat seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian
melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kamampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies.Untuk membuktikan
apakan yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma, maka
dilakukan trasplantasi silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut
jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumla replikasi, kemudian menua, dan
mati, bukan sitoplasmanya.
c)
Sintesis
Protein (Kolagen Dan Elastin)
Jaringan seperti kulit dan kartilago
kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini
dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen perotein dalam jaringan
tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada
kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein
yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada
klulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring
dengan bertambahnya usia. hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan
perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung
berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem
muskuloskeletal.
d)
Keracunan
Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah
penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen
yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan
diri tertentu. Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat
struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan
genetik. Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan
nutrien dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi komponen
protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses diatas, dipengaruhi
oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah
adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak
di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan
kerusakan sistem tubuh.
e)
Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami
kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem
yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan
faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau
perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kamampuan
sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi
somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal
ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami
perubahan tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang
menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai
jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi
histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. Salah satu bukti yang ditemukan ialah
bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-macam pada orang lanjut
usia Disisi lain sistem imun tubuh
sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya
terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa
membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan
meningkatnya umur.
Teori atau kombinasi teori apapun
untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan, dalam pengertian biologis yang
murni adalah benar. Terdapat perubahan yang progresif dalam kemampuan tubuh
untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi terhadap stres
biologis. Macam-macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses
penyakit. (kronik dan akut)
a)
Teori Pelepasan
Teori pelepasan
memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses yang
secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri
dari masyarakat.
b)
Teori Aktivitas
Teori aktivitas
berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi mereka
secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai
kompensasi dan penyusuauian.
Menurut Nugroho 2000 kegiatan pelayanan kesehatan dapat berupa :
1.
Upaya peningkatan
Yaitu
upaya menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai
dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Upaya
peningkatan dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
a.
Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri
b.
Makanan dengan menu yang mengandung gizi
seimbang
c.
Kesegaran jasmani yang dilakukan secara
teratur dan sesuai dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan
segar
d.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa
e.
Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan
kegemaran sesuai dengan kemampuan
f.
Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat
2.
Upaya pencegahan
Yaitu
upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kumpulan
penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan.
Upaya
pencegahan dapat berupa kegiatan antara lain:
a.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan
teratur untuk menentukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut
b.
Kesegaran jasmani yang dilakukan secara
teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat
dan segar
c.
Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat
Bantu, misalkan: kacamata, alat bantu dengar dan lain-lain agar usia lanjut
tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna
d.
Penyuluhan untuk mencegah terhadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan pada usia lanjut
e.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa
3.
Upaya pengobatan
Yaitu
upaya pengobatan bagi usia lanjut.
Upaya pengobatan dapat berupa
kegiatan sebagai berikut:
a.
Pelayanan kesehatan dasar
b.
Pelayanan kesehatan specialistik melalui
sistem rujukan
4.
Upaya Pemulihan
Yaitu
upaya pemulihan fungsi organ yang telah menurun.
Upaya
pemulihan dapat berupa kegiatan antara lain:
a.
Memberikan informasi, pengetahuan dan
pelayanan tentang penggunaan berbagai alat Bantu misalnya: kacamata, alat Bantu
dengar dan alin-lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa
berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
b.
Mengembalikan kepercayaan diri sendiri dan
memperkuat mental penderita
c.
Pembinaan usia lanjut dalam hal pemenuhan
kebutuhan pribadi, aktivitas di dalam maupun di luar rumah
d.
Nasihat dan cara hidup yang sesuai dengan
penyakit yang diderita
e.
Perawatan fisioterapi
f.
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat
Dilaksanakan dalam bentuk
penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut, dalam rangka menciptakan kemandirian
masyarakat.
g.
Pengembangan Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Pengembangan upaya kesehatan
lanjut di puskesmas adalah salah satu upaya dalam menggunakan data yang
diperoleh dari survey, study, SP2TP untuk mengembangkan peran serta masyarakat
dan pelayanan di bidang upaya kesehatan usia lanjut. Pengembangan ini dilaksanakan
melalui forum mini loka karya, mikro planning dan stratifikasi puskesmas dalam
rangka mencapai derajat kesehatan usia lanjut secara optimal.
h.
Pencatatan dan Pelaporan
Diintegrasikan ke dalam sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas.
BAB III
PENUTUP
Menua (menjadi tua)
adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000).
Proses
penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan kemampuan sel untuk
memperbaiki diri Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik (kehilangan
fungsi tubuh dan sistem organnya) dan peningkatan penyakit (Fowler, 2003).
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh
setiap manusia, untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun
orang yang dapat menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet
muda. Berbagai proses harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat
melalui prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau
dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang
melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai tingkatan usia harus dan
wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis pasiennya. Termasuk pada usia
lanjut.
Semoga makalah ini dapat
menjadi salah satu referensinya, baik sebagai acuan dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
·
Potter and
Poetry 2005. Fundamental Keperawatan; konsep, proses dan praktik.Jakarta:EGC
·
Maryam, R. Siti, dkk. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta: Salemba Medika.
·
Tamher, S., dan Noorkasiani.
2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan
Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
·
Mujahidullah, Khalid. 2012. Keperawatan Gerontik: Merawat Lansia
dengan Cinta dan Kasih Sayang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
·
Nugroho,wahyudi.2000.Perawatan Usia Lanjut.jakarta;EGC
·
Fowler.2003.Kesehatan Usia Lanju-Proses Penuaa.Jakarta : Salemba Medika
CASINO HOTEL CASINO, S.A.. LADY, IA 92901 - JMTHub
BalasHapusCASINO 과천 출장안마 HOTEL CASINO, 여수 출장안마 S.A.. 아산 출장마사지 LADY, IA 92901. 부산광역 출장샵 Call Now · Full Time 충주 출장마사지 Directions. 24-hour response time.