Selasa, 02 Februari 2016

askep jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Bpk.S
DENGAN MASALAH RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DIRUANG III CITRO ANGGODO RSJD DR. AMINO GONDHO HUTOMO SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh :
1.     Nur Laela Oktafiana                  (48933181547)   
2.     Pinrih Setyo Mulyo            (48933181549)
3.     Riandika Surya Imanda   (48933181551)
4.     Riris Deni Astuti                (48933181553)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
            Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib, sehingga penanganannya secara supranatural spiristik yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang terjadi pada unsur jiwa yang manifestasinya pada kesadaran, emosi, persepsi, dan intelegensi. Salah satu gangguan jiwa tersebut adalah gangguan perilaku kekerasan.
            Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai suatu respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman individu. Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruksif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak mengalami kecemasan, stress, dan merasa bersalah dan bahkan merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Dalam hal ini, peran serta keluarga sangat penting, namun perawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan jiwa.
            Klien yang diterima di unit psikiatri , biasanya dalam keadaan krisis karena koping mereka sudah tidak efektif . selama masa-masa stress klien, sering terjadi perilaku agresif atau melukai. Sebagai perawat jiwa , tentu waktunya lebih banyak dihabiskan bersama-sama klien seperti ini, dibandingkan dengan profesi yang lain. Hal ini lebih memungkinkan perawat-perawat jiwa dilibatkan dalam pencegahan dan penanganan dan perilaku agresif. Namun lebih beresiko pula menjadi korban dari perilaku klien. Karena alasan tersebut perawat jiwa harus dapat mengkaji risiko perilaku kekerasan dan mengintervensinya secara efektif sebelum,selama dan sesudah episode agresif klien.
B.     Tujuan
1)      Tujuan umum
Mahasiswa memahami asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan masalah utama resiko perilaku kekerasan.
2)      Tujuan khusus
a.       Mengetahui konsep tinjauan teori keperawatan jiwa meliputi : kasus (masalah utama), proses terjadinya masalah, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan masalah utama resiko perilaku kekerasan.
b.      Mengetahui konsep asuhan keperawatan jiwa meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi pada klien dengan masalah utama resiko perilaku kekerasan.


BAB  II
TINJAUAN TEORI

A.    Kasus (masalah utama)
Resiko perilaku kekerasan

B.     Proses terjadinya masalah
1.      Pengertian
      Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol (Kusumawati dan Hartono, 2010).
      Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan, termasuk orang lain dan barang-barang (Maramis,2004)
      Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang yang ditunjukkan dengan perilaku aktual melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri,orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain maupun psikologis (Berkowitz,2000).
2.      Etiologi
1)      Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan
a)      Faktor psikologis
Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Kesatu insting hidup diekspresikan dengan seksualitas, dan kedua insting kematian yang diekspresikan dengan agresivitas.
Pandangan psikologi lainnya mengenai perilaku agresif, mendukung pentingnya peran dan perkembangan predisposisi atau pengalaman hidup . ini menggunakan pengalaman bahwa manusia mampu memilih mekanisme koping yang sifatnya tidak merusak. Beberapa contoh dari pengalaman tersebut :
1)      Kerusakan otak organik , retardasi mental, sehingga tidak mampu untuk menyelesaikan secara efektif.
2)      Severe emotional deprivation atau rejeksi yang berlebihan pada masa kanak-kanak, atau seduction parental yang mungkin telah merusak hubungan saling percaya (trust) dan harga diri.
3)      Terpapar kekerasan selama masa perkembangan, termasuk child abuse atau mengobservasi kekerasan dalam keluarga, sehingga membentuk pola pertahanan atau koping.
b)      Faktor sosial budaya
Social-learning theory : teori yang dikembangkan oleh  Bandura (1977) ini mengemukakan bahwa agresi tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Agresi dapat dipengaruhi melalui atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin besar kemampuan untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang dipelajarinya,pembelajaran ini bisa eksternal maupun internal.
Contoh internal : orang yang mengalami keterbangkitan seksual karena menonton film erotis menjadi lebih agresif dibandingkan mereka yang tidak menonton film tersebut ; seorang anak yang marah karena tidak boleh beli es krim kemudian ibunya memberinya es krim agar si anak berhenti marah, anak tersebut akan belajar bahwa bila ia marah maka ia akan mendapat apa yang dia inginkan. Contoh ekternal : seorang anak menunjukkan perilaku agresif setelah melihat orang dewasa mengekspresikan berbagai bentuk perilaku agresif terhadap sebuah boneka.
Kultural dapat mempengaruhi perilaku kekerasan . adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekspresi agresif mana yang dapat diterima atau tidak dapat diterima. Sehingga dapat membantu individu untuk mengekspresikan marah dengan cara agsertif.

c)      Faktor biologis
Ada beberapa penelitian membuktian bahwa dorongan agresif mempunyai dasar biologis.
Penelitian neurobiologi mendapatkan bahwa adanya pemberian stimulus elektris ringan pada hipotalamus (yang berada di tengah sistem limbik) binatang ternyata menimbulkan perilaku agresif. Perangsangan yang diberikan terutama pada nukleus periforniks hipotalamus dapat menyebabkan seekor kucing mengeluarkan cakarnya, mengangkat ekornya, mendesis,bulunya berdiri,menggeram , matanya terbuka lebar,pupil berdilatasi,dan hendak menerkam tikus atau objek yang ada disekitarnya . jadi kerusakan fungsi sistem limbik (untuk emosi dan perilaku), lobus frontal (untuk pemikiran rasional), dan lobus temporal (untuk interpretasi indera penciuman dan memori).
Neurotransmitter yang sering dikaitkan dengan perilaku agresif: serotonin,dopamin,norepinephirine,acetikolin, dan asam amino GABA.
Faktor-faktor yang mendukung :
1)      Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan;
2)      Sering mengalami kegagalan;
3)      Kehidupan penuh dengan tindakan agresif;
4)      Lingkukngan yang tidak  kondusif (bising,padat)

d)     Faktor presipitasi

Secara umum, seseorang akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau lebih dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang. Ketika seseorang merasa terancam, mungkin ia tidak menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber kemarahannya. Oleh karena itu, baik perawat maupun klien harus bersama-sama mengidentifikasinya. Ancaman dapat berupa internal ataupun eksternal. Contoh stressor eksternal: serangan secara psikis, kehilangan hubungan yang dianggap bermakna, dan adanya kritikan dari orang lain. Sedangkan contoh dari stresor internal: merasa gagal dalam bekerja, merasa kehilangan orang yang dicintai , dan ketakutan terhadap penyakit yang diderita.
Bila dilihat dari sudut perawat-klien, maka faktor yang mencetuskan terjadinya perilaku kekerasan terbagi dua, yakni :
1)      Klien : kelemahan fisik,keputusasaan, ketidakberdayaan,kurang percaya diri.
2)      Lingkungan:ribut, kehilangan orang/objek yang berharga ,konflik interaksi sosial.
3.      Proses terjadinya masalah
      Banyak hal yang dapat menimbulkan stress, marah, cemas, dan HDR  pada individu. Agresif dapat menimbulkan kecemasan sehingga dapat menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan. Dengan cara tersebut akan menimbulkan perasaan bermusuhan. Bila cara ini berlangsung terus menerus maka dapat terjadi penyerangan dengan kekerasan disertai tindakan melempar yang menimbulkan perasaan marah tersebut.
      Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal berupa perilaku dekruktif maupun agresif.Sedangkan secara internal dapat berupa perilaku yang merusak diri.Mengekspresikan marah dapat dengan perilaku destruktif dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan direspon tanpa menyakiti orang lain, serta memberikan perasaan lega.
Tanda dan gejala perilaku kekerasan yaitu suka marah, pandangan mata tajam,otot tegang , nada suara tinggi, berdebat,sering pula memaksakan kehendak,merampas makanan dan memukul bila tidak sengaja.
a.       Motor agitation
Gelisah,mondar-mandir, tidak dapat duduk tenang, otot tegang,rahang mengencang,pernafasan meningkat, mata melotot, pandangan mata tajam.
b.      Verbal
Memberi kata-kata ancaman melukai, dosertai melukai pada tingkat ringan, bicara keras, nada suara tinggi, berdebat.
c.       Efek
Marah,bermusuhan,kecemasan berat,efek labil,mudah tersinggung.
d.      Tingkat kesadaran
Bingung,kacau,perubahan status mental,disorientasi dan daya ingat menurun.
Akibat gangguan pasien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/membahayakan diri,orang lain dan lingkungan.

4.      Manifestasi klinik
Perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan gejala perilaku kekerasan :
a.       Fisik
1.      Muka merah dan tegang
2.      Mata melotot/pandangan tajam
3.      Tangan mengempal
4.      Rahang mengatup
5.      Wajah memerah dan tegang
6.      Postur tubuh kaku
7.      Pandangan tajam
8.      Mengatupkan rahang dengan kuat
9.      Mengepalkan tangan
10.  Jalan mondar-mandir

b.      Verbal
1.      Bicara kasar
2.      Suara tinggi ,membentak atau berteriak
3.      Mengancam secara verbal atau fisik
4.      Mengumpat dengan kata-kata kotor
5.      Suara keras
6.      Ketus
c.       Perilaku
1.      Melempar atau memukul benda/orang lain
2.      Menyerang orang lain
3.      Melukai diri sendiri/orang lain
4.      Merusak lingkungan
5.      Amuk/ agresif


d.      Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu,demdam dan jengkel, tidak berdaya,bermusuhan,mengamuk , ingin berkelahi , menyalahkan dan menuntut.
e.       Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme
f.       Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain, menginggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.
g.      Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejakan, sendiri
h.      Perhatian
Boros, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

C.    POHON MASALAH
                             
Resiko mencederai diri                 (akibat)
Peilaku kekerasan
 


                                                                                          ( masalah utama)
 


Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah         ( penyebab)

Sumber : Budi Anna Keliat,2005

D.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Risiko perilaku Mencederai diri berhubungan dengan perilaku kekerasan




E.     RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Pasien mampu :
1.      Mengidentifikasi penyebab dan tanda perilaku kekerasan
2.      Menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
3.      Menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan
4.      Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya dengan cara :
a.       Fisik
b.      Sosial / verbal
c.       Spiritual
d.      Terapi psikofarmaka (obat)

Setelah ..x pertemuan, pasien mampu :
1.      Menyebutkan penyebab,tanda, gejala dan akibat perilaku kekerasan.
2.      Memperagakan cara fisik 1 untuk mengontrol perilaku kekerasan.
SP 1 P
1.      Identifikasi penyebab, tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan.
2.      Latih cara fisik 1 : tarik nafas dalam
3.      Masukkan dalam jadwal harian pasien

Setelah ... x pertemuan, pasien mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
2.      Memperagakan cara fisik untuk mengontrol perilaku kekerasan

SP 2 P
1.      Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
2.      Latih cara fisik 2 : pukul kasur / bantal
3.      Masukkan dalam jadwal harian pasien
Setelah ...x pertemuan , pasien mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
2.      Memperagakan cara sosial / verbal untuk mengontrol perilaku kekerasan

SP 3 P
1.      Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan SP 2)
2.      Latih secara sosial / verbal
3.      Menolak dengan baik
4.      Meminta dengan baik
5.      Mengungkapkan dengan baik
6.      Masukkan dalam jadwal harian pasien

Setelah ... x pertemuan, pasien mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
2.      Memperagakan cara spiritual

SP 4 P
1.      Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2&3)
2.      Latih secara spiritual :
a.       Berdoa
b.      Sholat
3.      Masukkan dalam jadwal harian pasien

Setelah ... x pertemuan, pasien mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
2.      Memperagakan cara patuh obat

SP 5 P
1.      Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2,3 & 4)
2.      Latih patuh obat :
a.       Minum obat secara teratur dengan prinsip 5 Benar
b.      Susun jadwal minum obat secara teratur
3.      Masukkan dalam jadwal harian pasien

Keluarga mampu :
1.      Merawat pasien dirumah
Setelah..x pertemuan , keluarga mampu :
1.      Menjelaskan penyebab, tanda dan gejala akibat
2.      Mampu memperagakan cara merawat
SP 1 K
1.      Identifikasi masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.      Jelaskan tentang perilaku kekerasan :
a.       Penyebab
b.      Akibat
c.       Cara merawat
3.      Latih cara merawat
4.      Rencana tindak lanjut keluarga / jadwal untuk merawat pasien

Setelah ...x pertemuan keluarga mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
2.      Mampu merawat serta dapat membuat rencana tindak lanjut
SP 2 K
1.      Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
2.      Latih (simulasi) 2 cara lain untuk merawat pasien
3.      Latih langsung ke pasien
4.      Rencan tindak lanjut keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
Setelah ...x pertemuan keluarga mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
2.      Mampu merawat serta dapat membuat rencana tindak lanjut
SP 3 K
1.      Evaluasi SP 1 dan SP 2
2.      Latih langsung ke pasien
3.      Rencana tindak lanjut keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
Setelah ...x pertemuan keluarga mampu :
1.      Melaksanakan follow up  dan rujukan
2.      Mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
SP 4 K
1.      Evaluasi SP 1,2 & 3
2.      Latih langsung ke pasien
3.      Rencana tindak lanjut keluarga
a.       Follow up
b.      Rujukan


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Ruang Dirawat                        : Ruang III Citro Angggodo
Tanggal masuk                        : 04 Desember 2015
Tanggal pengkajian                 : 08 Desember 2015
No. RM                                   : RMJ-030165
A.    Pengkajian
I.       Identitas klien
Inisial                           : Bpk.S
Umur                           : 50 tahun
Alamat                         : Semarang
Pendidikan                  : SMA
Agama                         : islam
Status                          : duda
Diagnosa medis           : skizofrenia tak terinci

Identitas Penanggung Jawab
Nama                           : Bpk.S
Umur                           : 46 tahun
Jenis Kelamin              : laki-laki
Alamat                         : Semarang
Hubungan dengan klien: Adik klien
II.    Alasan masuk
Klien sering kluyuran,banyak bicara,sulit tidur,sering mengamuk tanpa sebab, klien juga bertengkar dengan tetangga klien karena masalah perempuan.
III. Faktor predisposisi
1.      Klien sudah pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di RSJD Amino ini sudah 5 kali yaitu pada sekitar tahun  2012,2013,2014,Juli 2015 dan karena klien sering kambuh penyakitnya keluarga membawa klien ke IGD RSJD lagi pada bulan Desember 2015  selanjutnya klien dirawat di Ruang III Citro Anggodo
2.      Klien mengatakan pengobatan dahulu berhasil, klien dapat kembali beraktivitas dan dapat beradaptasi di masyarakat
3.      Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan fisik (bertengkar) dengan tetangga klien yaitu Tn. S (usia 49th) penyebabnya yaitu karrena mereka berdua dalam keadaan mabuk setelah mengkonsumsi alkohol, klien juga mnegatakan 3 hari sebelum klien dibawa ke RSJD klien menyaksikan seorang ibu-ibu (50 th) dipukuli oleh tukang parkir didaerah sekitar Jl.Iman Bonjol,Semarang didalam mobil, alasan tukang parkir memukuli ibu-ibu tersebut tidak jelas. Tetapi klien tidak pernah mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan seksual,penolakan dari lingkunga dan  kekerasan dalam rumah tangga.
4.      Klien mengatakan ibu klien sewaktu masih muda pernah mengalami gejala seperti tidak bisa tidur dan merasa mendengar suara nenek klien yang sudah meninggal, lalu setelah ibu klien mengkonsumsi obat, gejala tersebut sudah tidak pernah muncul lagi, ibu klien tidak pernah dirawat  di rumah sakit jiwa.
(masalah keperawatan : halusinasi)
5.      Klien pernah merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bercerai dengan istri klien yang pertama dan harus berpisah denga anak klien.
IV. Pemeriksaan fisik
1.      Tanda vital
Tekanan darah      : 120/90 mmHg
Nadi                     : 85 x/menit
Suhu                     : 36,5 oC
Pernafasan            : 21 x/menit
2.      Ukur
Tinggi badan         : 160 cm
Berat badan           : 57 kg
IMT                       : 57/(1,60)2  = 22 (Status gizi baik)
3.      Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
V.    Psikososial
1.      Genogram
 









           

Keterangan  :
: meninggal                                                      : klien
: laki laki                                                          : tinggal serumah
: perempuan                                                     : garis keturunan
                        Klien adalah anak laki-laki dari enam bersaudara, klien anak kedua dan tinggal serndiri dirumah. Klien seorang duda yang memiliki 3 anak dari kedua pernikahannya Orang yang paling dekat dengan klien adalah adik kien (Tn.S). Pengambil keputusan dalam keluarga adalah klien sendiri.
2.      Konsep diri
a.       Gambaran diri
Penampilan klien bersih rapi . klien mengatakan bahwa dirinya biasa saja tidak ada yang istimewa dari klien
b.      Identitas
Klien adalah seorang duda berumur 50 tahun, klien pernah menikah 2 kali , klien sudah bekerja, klien mandiri .
c.       Peran
Peran klien dirumah yaitu dapat mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri, bekerja menarik becak, berdagang , semua pekerjaan dikerjakan klien sendiri.
d.      Ideal diri
Harapan klien yaitu bisa keluar dari rumah sakit, bisa bekerja kembali , mencari uang kembali agar bisa menjalani kehidupan seperti biasa , klien juga berharap supaya dapat menikah lagi.
e.       Harga diri
Klien mengatakan merasa malu kepada tetangga sekitar tempat tinggal klien , tetapi klien mencoba untuk tidak memperdulikan apa yang orang lain pikirkan tentang klien.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3.      Hubungan sosial
Klien mengatakan orang yang paling berarti bagi klien yaitu bapak dan ibu klien, dan juga adik klien Tn. S karena klien dekat dengan Tn.S  saat berada di Semarang. Saat berada di rumah sakit klien berteman baik dengan semua pasien yang berada di 1 ruangan maupun ruangan lain.  Klien mengatakan teman yang paling dekat selam klien di Rumah sakit yaitu Bpk.A . Klien terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan kelompok yang ada di rumah sakit maupun kegiatan yang ada di masyarakat. Dalam keluarga klien berkomunikasi dengan saudara klien dan anggota keluarga yang lain.
4.      Spiritual
a.       Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan percaya bahwa Allah adalah tuhannya dan klien berdoa kepada Allah supaya diberi kesembuhan dan kesehatan.
b.      Kegiatan ibadah
Klien mengatakan saat dirumah rutin melaksanakan ibadah, dan semenjak dirawat dirumah sakit klien masih  melakukan ibadah , terkadang jika klien dapat bangun tengah malam klien sholat tahajud.
VI. Status mental
1.      Penampilan
Klien tampak rapi dan bersih, berpakaian sesuai, makan minum dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.

2.      Pembicaraan
Klien selalu kooperatif jika diajak berkomunikas, pembicaraan klien keras saat diwawancara dan sering tertawa.
3.      Aktifitas motorik
Klien terlihat hiperaktif dan sering mondar-mandir klien mengikuti kegiatan ruangan seperti menyapu , dll.
4.      Alam perasaan
Hasil observasi didapatkan alam perasaan klien yaitu khawatir
5.      Afek
Afek klien labil , jika ada hal yang lucu klien tertawa jika ada hal yang menyedihkan maka mimik wajah klien juga menggambarkan kesedihan.s
6.      Interaksi selama wawancara
Klien cukup kooperatif, saat diwawancara menjawab dengan baik, kontak mata dapat dipertahankan, walaupun terkadang klien sering tertawa sendiri.
7.      Persepsi
Klien tidak mengalami gangguan halusinasi baik pendengaran, penciuman, penglihatan, perabaan, pengecapan maupun penghidu.
8.      Proses pikir
Klien dapat mengorganisir dan menyusun pembicaraan dengan logis dan koheren.
9.      Isi pikir
Klien tidak pernah memiliki pikiran-pikiran yang aneh selama wawancara. .
10.  Tingkat kesadaran
Klien tidak mengalami gangguan disorientasi baik waktu, tempat maupun orang.
11.  Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.
12.  Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak dapat berkonsentrasi dengan baik karena terkadang klien meminta mengulangi pertanyaan yang diberikan.
13.  Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sederhana, tetapi kadang klien juga belum mampu mengambil keputusan yang baik saat marah karena sering meluapkan emosi kepada orang lain.

14.  Daya titik diri
Klien merasa tidak sakit, klien mengingkari penyakit yang dideritanya.

VII.Kebutuhan persiapan pulang
1.      Makan
Klien makan 3 kali dalam sehari, klien dapat menghabiskan porsi makannya, dan klien dapat makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
2.      BAB/BAK
Klien mampu melakukan BAB/BAK sendiri.
3.      Mandi
Klien mengatakan sering mandi dalam sehari karena merasa kepanasan.
4.      Berpakaian/berhias
Klien mampu berpakaian secara mandiri dan sesuai
5.      Kebersihan diri
Klien mampu membersihkan dirinya sendiri, seperti mandi,BAB,BAK dan lain-lain.
6.      Istirahat tidur
Klien mengatakan kebutuhan tidurnya tercukupi
7.      Penggunaan obat
Selam dirawat di RSJD klien meminum obat secara rutin dan mandiri
8.      Pemeliharaan kesehatan
Klien dapat memelihara kesehatannya secara mandiri
9.      Kegiatan didalam rumah
Klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari dirumah secara mandiri.
10.  Kegiatan diluar rumah
Klien mengatakan mengisi aktivitas diluar rumah dengan bekerja menarik becak dan berdagang.
VIII.  Mekanisme koping
Klien mengatakan belum  mampu mengatasi masalahnya dengan baik, misalnya saat marah belum mampu untuk mengontrol emosinya. Apabila kien memiliki masalah klien bercerita dengan adik klien (Tn.S).



IX. Masalah psikososial dan lingkungan
Klien mengatakan tidak memiliki masalah dalam kelompok lingkungan klien ,pendidikan, pekerjaan klien, tempat tinggal klien , perekonomian klien, maupun pelayanan kesehatan . Tetapi klien mempunyai masalah dengan salah satu tetangga klien dikarenakan masalah perempuan.
X.    Sumber daya
Klien menyangkal bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa
XI. Aspek medis
1.      Diagnosa medik
Skizofrenia tak terinci
2.      Terapi medik
·         Clorpeomazin 100mg
·         Clocapine 25 mg  : 2 x 1
XII. Analisa data
No
Data
Masalah
1
DS : klien mengatakan sebelum klien dibawa di rumah sakit klien bertengkar dengan salah satu tetangga klien terjadi saling pukul , klien juga mengatakan menurut keluarga klien klien sering mengamuk tanpa sebab.
DO : -
Resiko mencederai orang lain
2
DS : klien mengatakan merasa malu kepada tetangga klien karena klien bolak balik masuk rumah sakit
DO : -
Harga Diri Rendah

XIII.   Daftar masalah keperawatan
1.      Resiko mencederai orang lain
2.      Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


3.       
XIV.   Pohon masalah
Resiko mencederai orang lain
Akibat
Resiko perilaku kekerasan
 



Core problem
 


Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Penyebab
XV. Daftar Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan dan
 terapi keperawatan
Diagnosa medis dan
terapi medis
Diagnosa keperawatan:
1.      Resiko mencederai orang lain
Terapi keperawatan :
1.      Latihan fisik : (tarik nafas dalam dan pukul bantal)
2.      Verbal/sosial : meminta dengan baik
3.      Spiritual
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Terapi keperawatan :
1.      Menggali kemampuan positif yang dimiliki klien

Diagnosa medik :
Skizofrenia tak terinci
Terapi medik :
1.    Clorpeomazin 100mg
2.    Clozapine 25 mg : 2 x 1

XVI.   Rencana keperawatan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Diagnosa 1 :
klien mampu :
1.      Membina hubungan saling percaya
2.      Mengidentifikasi penyebab dan tanda perilaku kekerasan
3.      Menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
4.      Menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan
5.      Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya dengan cara :
a.       Fisik
b.      Sosial / verbal
c.       Spiritual
d.      Terapi psikofarmaka (obat)

Setelah 1 x pertemuan, klien mampu :
1.      Membina hubungan saling percaya
2.      Menyebutkan penyebab,tanda, gejala dan akibat perilaku kekerasan.
3.      Memperagakan cara fisik 1 untuk mengontrol perilaku kekerasan.
SP 1 P
1.      Bina hubungan saling percaya
2.      Berikan kesempatan klien mengungkapkan perasaan klien dengarkan perasaan klien dengan tenang
3.      Identifikasi penyebab, tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan.
4.      Anjurkan klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa klien lakukan
5.      Tanyakan “apakah dengan cara tersebut masalahnya akan selesai”
6.      Bicarakan akibat/ kerugian yang kerugian dari cara yang dilakukan
7.      Tanyakan apakah klien mau mempelajari cara baru yang sehat
8.      Latih cara fisik 1 : tarik nafas dalam
9.      Beri pujian kepada klien karena dapat berhasil melakukan simulasi.
10.  Masukkan dalam jadwal harian klien

Setelah 2 x pertemuan, klien mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
2.      Memperagakan cara fisik 2 ( pukul bantal) untuk mengontrol perilaku kekerasan
SP 2 P
1.      Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
2.      Latih cara fisik 2 : pukul kasur / bantal
3.      Masukkan dalam jadwal harian pasien
Setelah 3 x pertemuan , klien mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
2.      Memperagakan cara sosial / verbal untuk mengontrol perilaku kekerasan

SP 3 P
1.      Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan SP 2)
2.      Latih secara sosial / verbal :
a.       Menolak dengan baik
b.      Meminta dengan baik
c.       Mengungkapkan dengan baik
3.      Masukkan dalam jadwal harian pasien

Setelah 4  x pertemuan, klien mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
2.      Memperagakan cara spiritual

SP 4 P
1.      Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2&3)
2.      Latih secara spiritual :
a.       Berdoa
b.      Sholat
3.      Masukkan dalam jadwal harian pasien

Setelah 5 x pertemuan, klien mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
2.      Memperagakan cara patuh obat

SP 5 P
1.      Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2,3 & 4)
2.      Latih patuh obat :
a.       Minum obat secara teratur dengan prinsip 5 Benar
b.      Susun jadwal minum obat secara teratur
c.       Masukkan dalam jadwal harian pasien

Diagnosa 2 :
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Klien mampu :
1.      Membina hubungan slaing percaya
2.      Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3.      Menilai kemampuan yang dapat digunakan.
4.      Menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
5.      Melatih kegiatan yang sudah dipilih,sesuai kemampuan
6.      Merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.
Setelah 1 x pertemuan, klien mampu :
1.      Mengidentifikasi kemampuan aspek positif yang dimiliki
2.      Memiliki kemampuan yang dapat digunakan.
3.      Memilih kegiatan sesuai kemampuan.
4.      Melakukan kegiatan yang sudah dipilih
5.      Merencanakan kegiatan yang sudah dilatih
SP 1 P
1.      Bina hubungan saling percaya
2.      Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki
3.      Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
4.      Pilih kemampuan yang akan dilatih,
5.      Diskusikan  dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
6.      Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
7.      Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
8.      Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.

Setelah 2 x pertemuan, klien mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan (sp 1)
2.      Memperagakan kemampuan yang dipilih

SP 2 P
1.      Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
2.      Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan.
3.      Latih kemampuan yang dipilih.
4.      Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.

Setelah 3x pertemuan, klien mampu :
1.      Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan (sp 1 dna sp 2)
3.      Memperagakan kemampuan ketiga yang dipilih

SP 3 P
1.    Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan SP 2)
2.    Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
3.    Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.







XVII.    Implementasi Dan Evaluasi
Implementasi/tindakan keperawatan
Evaluasi (SOAP)
Hari : Selasa
Tanggal : 08 Desember 2015
Pukul : 09.00-09.30
Diagnosa 1
Tindakan :
SP 1 P
1.      Membina hubungan saling percaya
2.      Memberikan kesempatan klien mengungkapkan perasaan klien mendengarkan perasaan klien dengan tenang
3.      Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan.
4.      Menganjurkan klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa klien lakukan
5.      Menanyakan apakah dengan cara tersebut masalahnya akan selesai
6.      Membicarakan akibat/ kerugian yang kerugian dari cara yang dilakukan
7.      Menanyakan apakah klien mau mempelajari cara baru yang sehat
8.      Melatih cara fisik 1 : tarik nafas dalam
9.      Memberi pujian kepada klien karena dapat berhasil melakukan simulasi.
10.  Memasukkan dalam jadwal harian klien
S :
-          klien mengatakan bahwa kabar klien baik-baik saja
-          Klien mengatakan penyebab klien marah yaitu klien dituduh menggoda pacar tetangga klien
-          Klien mengatakan tanda dan gejala marah yaitu mata merah,pandangan tajam, mengepalkan tangan, bicara kasar,mengamuk
-          Klien mengatakan bila klien marah klien mau memukul orang
-          Klien mengatakan dengan klien memukul orang masalah klien belum selesai dan justru menimbulkan kerugaian yaitu tangan klien jadi sakit.
-          Klien mengatkan mau mempelajari car a mengontrol marah dengan cara yang lebih sehat.
-          Klien mengatakan setelah klien melakukan tarik nafs dalam klien merasa lebih rileks dan tenang.
-          Klien mau melakukan latihan di sela-sela kegiatan yang luang.
O :
-          Klien dapa membina hubungan saling percaya
-          Klien dapat mengungkapkan perasaan klien
-          Klien dapat menyebutkan penyebab,tanda dan gejala, dan perilaku yang biasanya klien lakukan saat marah
-          Klien dapat mengetahui kerugian dari perilaku yang biasa klien lakukan saat marah
-          Klien dapat melakukan latihan fisik 1 yaitu menarik nafas dalam setelah diajari mahasiswa
-          Klien dapat merasakan manfaat tarik nafas dalam
A :
-          Klien mampu membina hubungan saling percaya
-          Klien mampu mengungkapkan perasaan klien
-          Klien mampu menyebutkan penyebab,tanda dan gejala, dan perilaku yang biasanya klien lakukan saat marah
-          Klien mampu mengetahui kerugian dari perilaku yang biasa klien lakukan saat marah
-          Klien mampu melakukan latihan fisik 1 yaitu menarik nafas dalam dengan benar.
-          Klien mampu mengungkapkan perasaan klien setelah melakukan latihan fisik 1
-           Klien mampu membuat jadwal harian klien
P :
-          Menganjurkan klien untuk latihan fisik 1 sesuai jadwal harian klien
-          Melakukan kontrak tema, tujuan, tempat dan waktu untuk melanjutkan intervensi ke 2 (SP 2 ) yaitu latihan fisik 2 : pukul bantal .
Hari : Rabu
Tanggal : 09 Desember 2015
Pukul : 09.00-09.30
Diagnosa 2
Tindakan :
SP 1 P
1.      Membina hubungan saling percaya
2.      Mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki
3.      Menilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
4.      Memilih kemampuan yang akan dilatih,
5.      Mendiskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
6.      Menilai kemampuan pertama yang telah dipilih
7.      Memberikan pujian atas aktivitas/ kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
8.      Memasukan dalam jadwal kegiatan pasien.
S :
-          klien mengatakan memiliki kemampuan positif yaitu mampu untuk membersihkan dan merapikan tempat tidur klien, menyapu halaman, mampu untuk mencuci gelas.
-          Klien mengatakan memilih untuk membersihkan dan merapikan tempat tidur dahulu
-          Klien mengatakan mau untuk latihan merapikan tempat tidur lebih baik lagi
O :
-          Klien dapat menyebutkan aspek positif yang dimiliki yaitu memiliki kemampuan untuk membersihkan dan merapikan tempat tidur klien, menyapu halaman, mampu untuk mencuci gelas.
-          Klien dapat memilih untuk membersihkan dan merapikan tempat tidur dahulu
-          Klien dapat membersihkan dan merapikan tempat tidur tetapi setelah diberi contoh oleh perawat
-          Klien dapat mengungkapkan perasaan klien setelah merapikan tempat tidur.
A :
-          Klien mampu menyebutkan aspek positif yang dimiliki yaitu memiliki kemampuan untuk membersihkan dan merapikan tempat tidur klien, menyapu halaman, mampu untuk mencuci gelas.
-          Klien mampu memilih untuk membersihkan dan merapikan tempat tidur dahulu
-          Klien mampu membersihkan dan merapikan tempat tidur
-          Klien mampumengungkapkan perasaan klien setelah merapikan tempat tidur.
-          Klien mampu membuat jadwal harian klien
P :
-          Menganjurkan klien untuk latihan merapikan dan membersihkan tempat tidur setelah bangun tidur.
-          Melakukan kontrak tema,tujuan,tempat dan waktu untuk melanjutkan intervensi ke 2 (SP 2 dan SP 3 P ) yaitu latihan fisik 2 : melatih kemampuan positif kedua dan ketiga yang dimiliki klien yaitu menyapu halaman dan mencuci gelas

Hari : Rabu
Tanggal : 09 Desember 2015
Pukul : 09.00-09.30
Diagnosa 1
Tindakan :
SP 2 P
1.      Membina hubungan saling percaya
2.      Menanyakan perasaan klien
3.      mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
4.      melatih cara fisik 2 : pukul kasur / bantal
5.      memberikan pujian atas keberhasilan klien
6.      memasukkan dalam jadwal harian pasien
S :
-          Klien mengatakan kabar klien baik
-          Klien megatakan sudah melakukan latihan tarik nafas dalam sesuai jadwal
-          Klien mengatakan merasa puas setelah memukul-mukul bantal
-          Klien mengatakan senang mendapat pujian dari mahasiswa
-          Klien mengatakan bersedia untuk melakukan latihan verbal/ sosial untuk mengontrol emosi
-          Klien mengatakan mau melakukan latihan sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan mahasiswa
A :
-          Klien dapat membina hubungan saling percaya
-          Klien dapat mengungkapkan perasaan klien
-          Klien dapat melakukan latihan tarik nafas dalam sesuai jadwal
-          Klien dapat melakukan latihan fisik 2 yaitu pukul bantal setelah diajari oleh mahasiswa
-          Klien dapat bersedia untuk melakukan latihan verbal/ sosial untuk mengontrol emosi
-          Klien dapat merasakan rileks dan tenang setelah melakukan pukul bantal
O :
-          Klien mampu membina hubungan saling percaya
-          Klien mampu mengungkapkan perasaan klien
-          Klien mampu  melakukan latihan tarik nafas dalam sesuai jadwal
-          Klien mampu  latihan fisik 2 dengan memukul bantal
P :
-          Menganjurkan klien untuk latihan fisik 2 sesuai jadwal harian klien
-          Melakukan kontrak tema,tujuan,tempat dan waktu untuk melanjutkan intervensi ke 2 (SP 3 dan 4 ) yaitu latihan verbal dan spiritual
Hari : Minggu
Tanggal : 13 Desember 2015
Pukul : 09.00-09.30
Diagnosa 1
Tindakan :
SP 3 dan 4 P
1.      Membina hubungan saling percaya
2.      Menanyakan perasaan klien
3.      Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan SP 2 P)
4.      Melatih secara sosial / verbal  (Sp 3 P) :
a.       Menolak dengan baik
b.      Meminta dengan baik
c.       Mengungkapkan perasaan dengan baik
4.      melatih secara spiritual (Sp 4 P):
a.       Berdoa
b.      Sholat
5.      memasukkan dalam jadwal harian klien
S :
-          klien mengatakan kabar klien baik
-          Klien mengatakan sudah melakukan latihan tarik nafas dalam dan memukul bantal sesuai jadwal
-          Klien mengatakan  mau untuk melakukan melatih emosi dengan verbal dan berdoa
-          Klien mengatakan merasa lebih tenang setelah latihan berbicara baik kepada orang lain dan berdoa kepada Allah.
-          Klien mengatakan mau untuk melakukan latihan sesuai dengan jadwal
-          Klien mengatakan mau untuk mengontrol emosi dengan teratur minum obat
O :
-          Klien dapat membina hubungan saling percaya
-          Klien dapat mengungkapkan perasaan klien
-           Klien dapat melakukan latihan tarik nafas dalam dan memukul bantal sesuai jadwal
-          Klien dapat melakukan melatih emosi dengan verbal dan berdoa setelah diajari mahasiswa
-          Klien dapat merasa lebih tenang setelah latihan berbicara baik kepada orang lain dan berdoa kepada Allah.
-          Klien dapat membuat jadwal harian bersama mahasiswa
A :
-          Klien mampu membina hubungan saling percaya
-          Klien mampu mengungkapkan perasaan klien
-           Klien mampu melakukan latihan tarik nafas dalam dan memukul bantal sesuai jadwal
-          Klien mampu melakukan melatih emosi dengan verbal dan berdoa
-          Klien mampu merasa lebih tenang setelah latihan berbicara baik kepada orang lain dan berdoa kepada Allah.
-          Klien mampu  membuat jadwal harian bersama mahasiswa
P :
-          Menganjurkan klien untuk latihan verbal dan spriritual sesuai jadwal harian klien
-          Melakukan kontrak tema,tujuan,tempat dan waktu untuk melanjutkan intervensi ke 4 (SP 5 P) yaitu minum obat teratur sesuai dengan prinsip 5 benar.
Tanggal : 13 Desember 2015
Pukul : 10.00-10.30
Diagnosa 2
Tindakan :
SP 3 dan 4 P
1.      Membina hubungan saling percaya
2.      Menanyakan perasaan klien
3.      Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP1 P)
4.      memilih kemampuan kedua dan ketiga yang dapat dilakukan yaitu menyapu halaman dan mencuci gelas
5.      melatih kemampuan yang dipilih yaitu menyapu halaman dan mencuci gelas
6.      memasukan dalam jadwal kegiatan pasien.
S :
-          klien mengatakan kabar klien baik-baik saja
-          klien mengatakan sudah melakukan latihan merapikan dan membersihkan tempat tidur setelah bangun tidur
-          klien mengatakan klien memilih untuk menyapu halaman dan mencuci gelas untuk latihan
-          klien mengatakan merasa senang setelah diajari cara menyapu halaman dengan benar dan cara mencici gelas dengan benar oleh mahasiswa
-          klien mengatakana mau untuk latihan setiap hari sesuia jadwal
-          klien mengatakan mau untuk melatih ketiga cara untuk melatih kemapuan positif yang dimiliki klien
O :
-          klien dapat membina hubungan saling percaya
-          klien dapat mengungkapkan perasaan klien
-          klien dapat melakukan latihan merapikan dan membersihkan tempat tidur setelah bangun tidur
-          klien dapat memilih untuk menyapu halaman dan mencuci gelas untuk latihan
-          klien dapat melakukan mencuci gelas dan menyapu halaman setelah diajari mahasiswa dengan benar
-          klien dapat melatih ketiga cara untuk melatih kemapuan positif yang dimiliki klien
A :
-          klien mampu membina hubungan saling percaya
-          klien mampu mengungkapkan perasaan klien
-          klien mampu melakukan latihan merapikan dan membersihkan tempat tidur setelah bangun tidur
-          klien mampu memilih untuk menyapu halaman dan mencuci gelas untuk latihan
-          klien mampu melakukan mencuci gelas dan menyapu halaman
-          klien mampu melatih ketiga cara untuk melatih kemapuan positif yang dimiliki klien
P : menganjurkan klien untuk melatih ketiga cara untuk meningkatkan harga diri klien yaitu merapikan tempat tidur,menyapu halaman dan mencuci gelas sesuai jadwal yang ditentukan.
Hari : Senin
Tanggal : 14 Desember 2015
Pukul : 09.00-09.30
Diagnosa 1
Tindakan :
SP 5 P
1.      Membina hubungan saling percaya
2.      Menanyakan perasaan klien
3.      Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP1,SP 2 P,SP 3,SP 4 P)
4.      Melatih klien untuk patuh obat :
a.       Minum obat secara teratur dengan prinsip 5 Benar
b.      menyusun jadwal minum obat secara teratur
5.      Memasukkan dalam jadwal harian klien
S :
-          klien mengatakan kabar klien baik-baik saja
-          klien mengatakan sudah melakukan keempat cara yang diajarkan mahasiswa untuk mengontrol emosi
-          klien mengatakan mau untuk minum obat secara teratur
-          klien mengatakan bersedia untuk melakukan ke 5 cara untuk mengontrol emosi/marah yang sudah diajarkan mahasiswa.
O :
-          klien dapat membina hubungan saling percaya
-          klien dapat mengungkapkan perasaan klien
-          klien dapat melakukan keempat cara yang diajarkan mahasiswa untuk mengontrol emosi
-          klien dapat meminum obat secara teratur dengan bimbingan perawat
-          klien dapat bersedia untuk melakukan ke 5 cara untuk mengontrol emosi/marah yang sudah diajarkan mahasiswa.
A :
-          klien mampu membina hubungan saling percaya
-          klien mampu mengungkapkan perasaan klien
-          klien mampu melakukan keempat cara yang diajarkan mahasiswa untuk mengontrol emosi
-          klien mampu meminum obat secara teratur dengan bimbingan perawat
-          klien mampu untuk melakukan ke 5 cara untuk mengontrol emosi/marah yang sudah diajarkan mahasiswa.
P :
-          menganjurkan klien untuk tetap melatih ke 5 cara yang digunakna untuk mengontrol marah, yaitu tarik nafas dalam,memukul bantal, mengungkapkan dengan baik, berdoa dan meminum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar sesuai dengan jadwal







BAB IV
PEMBAHASAN



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri,orang lain maupun lingkungan sekitarnya, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol yang ditandai dengan suka marah, pandangan mata tajam,otot tegang , nada suara tinggi, berdebat,sering pula memaksakan kehendak,merampas makanan dan memukul bila tidak sengaja.
      Gangguan perilaku kekerasan dipengaruhi oleh Faktor predisposisi yang terdiri atas faktor psikologis, faktor sosial budaya, faktor biologis, dan faktor presipitasi.
B.     Saran
      Perawat hendaknya menguasai asuhan keperawatan pada klien dengan masalah perilaku kekerasan sehingga bisa membantu klien dan keluarga dalam mengatasi masalah klien. Kemampuan yang dapat dimiliki perawat dalam menangani klien dengan masalah perilaku kekerasan meliputi keterampilan dalam pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi sampai evaluasi .










DAFTAR PUSTAKA
Direja,Ade.2011.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:Nuha Medika
Kelliat,Budi Ana.Dkk.2009.Model Praktik Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC
Kelliat,Budi Anna.2005.Proses Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC
Kusuma,Farida Dan Yudi Hartono.2011.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: Salemba Medika
Prabowo,Eko.2014.Konsep Dan Aplikasi Asuhan Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika

Yosep,Iyus.2009.Keperawatan Jiwa.Bandung:Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar