ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Bpk.S
DENGAN MASALAH RESIKO
PERILAKU KEKERASAN
DIRUANG III CITRO
ANGGODO RSJD DR. AMINO GONDHO HUTOMO SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH
Disusun Oleh :
1.
Nur
Laela Oktafiana (48933181547)
2.
Pinrih
Setyo Mulyo (48933181549)
3.
Riandika
Surya Imanda (48933181551)
4.
Riris
Deni Astuti (48933181553)
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM
SULTAN AGUNG SEMARANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Gangguan jiwa pada mulanya
dianggap suatu yang gaib, sehingga penanganannya secara supranatural spiristik
yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan
suatu gangguan yang terjadi pada unsur jiwa yang manifestasinya pada kesadaran,
emosi, persepsi, dan intelegensi. Salah satu gangguan jiwa tersebut adalah
gangguan perilaku kekerasan.
Marah adalah perasaan
jengkel yang timbul sebagai suatu respon terhadap kecemasan yang dirasakan
sebagai ancaman individu. Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruksif
pada saat terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang lain untuk
mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak mengalami kecemasan,
stress, dan merasa bersalah dan bahkan merusak diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Dalam hal ini, peran serta keluarga sangat penting, namun perawatan
merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan jiwa.
Klien yang diterima di
unit psikiatri , biasanya dalam keadaan krisis karena koping mereka sudah tidak
efektif . selama masa-masa stress klien, sering terjadi perilaku agresif atau
melukai. Sebagai perawat jiwa , tentu waktunya lebih banyak dihabiskan
bersama-sama klien seperti ini, dibandingkan dengan profesi yang lain. Hal ini
lebih memungkinkan perawat-perawat jiwa dilibatkan dalam pencegahan dan
penanganan dan perilaku agresif. Namun lebih beresiko pula menjadi korban dari
perilaku klien. Karena alasan tersebut perawat jiwa harus dapat mengkaji risiko
perilaku kekerasan dan mengintervensinya secara efektif sebelum,selama dan
sesudah episode agresif klien.
B.
Tujuan
1)
Tujuan umum
Mahasiswa memahami asuhan
keperawatan jiwa pada pasien dengan masalah utama resiko perilaku kekerasan.
2)
Tujuan khusus
a.
Mengetahui konsep tinjauan teori
keperawatan jiwa meliputi : kasus (masalah utama), proses terjadinya masalah,
diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
masalah utama resiko perilaku kekerasan.
b.
Mengetahui konsep asuhan keperawatan
jiwa meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan
evaluasi pada klien dengan masalah utama resiko perilaku kekerasan.
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A.
Kasus
(masalah utama)
Resiko
perilaku kekerasan
B.
Proses
terjadinya masalah
1.
Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun
orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol
(Kusumawati dan Hartono, 2010).
Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan
klien sendiri, lingkungan, termasuk orang lain dan barang-barang (Maramis,2004)
Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stressor yang
dihadapi oleh seseorang yang ditunjukkan dengan perilaku aktual melakukan
kekerasan, baik pada diri sendiri,orang lain maupun lingkungan, secara verbal
maupun nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain maupun psikologis
(Berkowitz,2000).
2. Etiologi
1) Ada
beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan
a) Faktor
psikologis
Teori
ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan akibat dari instinctual drives.
Freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Kesatu
insting hidup diekspresikan dengan seksualitas, dan kedua insting kematian yang
diekspresikan dengan agresivitas.
Pandangan psikologi
lainnya mengenai perilaku agresif, mendukung pentingnya peran dan perkembangan
predisposisi atau pengalaman hidup . ini menggunakan pengalaman bahwa manusia
mampu memilih mekanisme koping yang sifatnya tidak merusak. Beberapa contoh dari
pengalaman tersebut :
1) Kerusakan
otak organik , retardasi mental, sehingga tidak mampu untuk menyelesaikan
secara efektif.
2)
Severe
emotional deprivation atau rejeksi yang
berlebihan pada masa kanak-kanak, atau seduction
parental yang mungkin telah merusak hubungan saling percaya (trust) dan harga diri.
3) Terpapar
kekerasan selama masa perkembangan, termasuk child abuse atau mengobservasi kekerasan dalam keluarga, sehingga
membentuk pola pertahanan atau koping.
b) Faktor
sosial budaya
Social-learning
theory : teori yang dikembangkan oleh Bandura (1977) ini mengemukakan bahwa agresi tidak berbeda dengan respon-respon
yang lain. Agresi dapat dipengaruhi melalui atau imitasi, dan semakin sering
mendapatkan penguatan maka semakin besar kemampuan untuk terjadi. Jadi
seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara agresif
sesuai dengan respon yang dipelajarinya,pembelajaran ini bisa eksternal maupun
internal.
Contoh internal : orang yang mengalami
keterbangkitan seksual karena menonton film erotis menjadi lebih agresif
dibandingkan mereka yang tidak menonton film tersebut ; seorang anak yang marah
karena tidak boleh beli es krim kemudian ibunya memberinya es krim agar si anak
berhenti marah, anak tersebut akan belajar bahwa bila ia marah maka ia akan
mendapat apa yang dia inginkan. Contoh ekternal : seorang anak menunjukkan
perilaku agresif setelah melihat orang dewasa mengekspresikan berbagai bentuk
perilaku agresif terhadap sebuah boneka.
Kultural dapat mempengaruhi perilaku
kekerasan . adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekspresi agresif mana
yang dapat diterima atau tidak dapat diterima. Sehingga dapat membantu individu
untuk mengekspresikan marah dengan cara agsertif.
c) Faktor
biologis
Ada beberapa penelitian membuktian bahwa
dorongan agresif mempunyai dasar biologis.
Penelitian neurobiologi mendapatkan
bahwa adanya pemberian stimulus elektris ringan pada hipotalamus (yang berada di tengah sistem limbik) binatang ternyata menimbulkan perilaku agresif.
Perangsangan yang diberikan terutama pada nukleus periforniks hipotalamus dapat
menyebabkan seekor kucing mengeluarkan cakarnya, mengangkat ekornya,
mendesis,bulunya berdiri,menggeram , matanya terbuka lebar,pupil
berdilatasi,dan hendak menerkam tikus atau objek yang ada disekitarnya . jadi
kerusakan fungsi sistem limbik (untuk
emosi dan perilaku), lobus frontal (untuk pemikiran rasional), dan lobus temporal (untuk interpretasi
indera penciuman dan memori).
Neurotransmitter
yang sering dikaitkan dengan perilaku agresif: serotonin,dopamin,norepinephirine,acetikolin, dan asam amino GABA.
Faktor-faktor
yang mendukung :
1) Masa
kanak-kanak yang tidak menyenangkan;
2) Sering
mengalami kegagalan;
3) Kehidupan
penuh dengan tindakan agresif;
4) Lingkukngan
yang tidak kondusif (bising,padat)
d) Faktor
presipitasi
Secara
umum, seseorang akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya terancam.
Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau lebih dikenal dengan
adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang. Ketika seseorang merasa terancam,
mungkin ia tidak menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber kemarahannya.
Oleh karena itu, baik perawat maupun klien harus bersama-sama
mengidentifikasinya. Ancaman dapat berupa internal ataupun eksternal. Contoh
stressor eksternal: serangan secara psikis, kehilangan hubungan yang dianggap
bermakna, dan adanya kritikan dari orang lain. Sedangkan contoh dari stresor
internal: merasa gagal dalam bekerja, merasa kehilangan orang yang dicintai ,
dan ketakutan terhadap penyakit yang diderita.
Bila
dilihat dari sudut perawat-klien, maka faktor yang mencetuskan terjadinya
perilaku kekerasan terbagi dua, yakni :
1) Klien
: kelemahan fisik,keputusasaan, ketidakberdayaan,kurang percaya diri.
2) Lingkungan:ribut,
kehilangan orang/objek yang berharga ,konflik interaksi sosial.
3. Proses
terjadinya masalah
Banyak
hal yang dapat menimbulkan stress, marah, cemas, dan HDR pada individu. Agresif dapat menimbulkan
kecemasan sehingga dapat menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan. Dengan
cara tersebut akan menimbulkan perasaan bermusuhan. Bila cara ini berlangsung
terus menerus maka dapat terjadi penyerangan dengan kekerasan disertai tindakan
melempar yang menimbulkan perasaan marah tersebut.
Respon
terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal berupa perilaku
dekruktif maupun agresif.Sedangkan secara internal dapat berupa perilaku yang
merusak diri.Mengekspresikan marah dapat dengan perilaku destruktif dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan direspon tanpa menyakiti orang
lain, serta memberikan perasaan lega.
Tanda dan gejala
perilaku kekerasan yaitu suka marah, pandangan mata tajam,otot tegang , nada
suara tinggi, berdebat,sering pula memaksakan kehendak,merampas makanan dan
memukul bila tidak sengaja.
a. Motor
agitation
Gelisah,mondar-mandir, tidak dapat duduk
tenang, otot tegang,rahang mengencang,pernafasan meningkat, mata melotot,
pandangan mata tajam.
b. Verbal
Memberi kata-kata
ancaman melukai, dosertai melukai pada tingkat ringan, bicara keras, nada suara
tinggi, berdebat.
c. Efek
Marah,bermusuhan,kecemasan
berat,efek labil,mudah tersinggung.
d. Tingkat
kesadaran
Bingung,kacau,perubahan
status mental,disorientasi dan daya ingat menurun.
Akibat gangguan pasien
dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri, orang
lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang
kemungkinan dapat melukai/membahayakan diri,orang lain dan lingkungan.
4. Manifestasi
klinik
Perawat dapat mengidentifikasi dan
mengobservasi tanda dan gejala perilaku kekerasan :
a. Fisik
1. Muka
merah dan tegang
2. Mata
melotot/pandangan tajam
3. Tangan
mengempal
4. Rahang
mengatup
5. Wajah
memerah dan tegang
6. Postur
tubuh kaku
7. Pandangan
tajam
8. Mengatupkan
rahang dengan kuat
9. Mengepalkan
tangan
10. Jalan
mondar-mandir
b. Verbal
1. Bicara
kasar
2. Suara
tinggi ,membentak atau berteriak
3. Mengancam
secara verbal atau fisik
4. Mengumpat
dengan kata-kata kotor
5. Suara
keras
6. Ketus
c. Perilaku
1. Melempar
atau memukul benda/orang lain
2. Menyerang
orang lain
3. Melukai
diri sendiri/orang lain
4. Merusak
lingkungan
5. Amuk/
agresif
d. Emosi
Tidak
adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu,demdam dan jengkel, tidak
berdaya,bermusuhan,mengamuk , ingin berkelahi , menyalahkan dan menuntut.
e. Intelektual
Mendominasi,
cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme
f. Spiritual
Merasa
diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain, menginggung
perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.
g. Sosial
Menarik
diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejakan, sendiri
h. Perhatian
Boros,
mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.
C.
POHON
MASALAH
Resiko
mencederai diri (akibat)
Peilaku kekerasan
|
(
masalah utama)
Gangguan
konsep diri : Harga Diri Rendah (
penyebab)
Sumber : Budi Anna Keliat,2005
D.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Risiko
perilaku Mencederai diri berhubungan dengan perilaku kekerasan
E.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Intervensi
|
Pasien mampu :
1. Mengidentifikasi
penyebab dan tanda perilaku kekerasan
2. Menyebutkan
jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
3. Menyebutkan
akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan
4. Menyebutkan
cara mengontrol perilaku kekerasannya dengan cara :
a. Fisik
b. Sosial
/ verbal
c. Spiritual
d. Terapi
psikofarmaka (obat)
|
Setelah ..x pertemuan, pasien mampu :
1. Menyebutkan
penyebab,tanda, gejala dan akibat perilaku kekerasan.
2. Memperagakan
cara fisik 1 untuk mengontrol perilaku kekerasan.
|
SP 1 P
1. Identifikasi
penyebab, tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan.
2. Latih
cara fisik 1 : tarik nafas dalam
3. Masukkan
dalam jadwal harian pasien
|
Setelah ... x pertemuan, pasien mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
2. Memperagakan
cara fisik untuk mengontrol perilaku kekerasan
|
SP 2 P
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP1)
2. Latih
cara fisik 2 : pukul kasur / bantal
3. Masukkan
dalam jadwal harian pasien
|
|
Setelah ...x pertemuan , pasien mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
2. Memperagakan
cara sosial / verbal untuk mengontrol perilaku kekerasan
|
SP 3 P
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP1 dan SP 2)
2. Latih
secara sosial / verbal
3. Menolak
dengan baik
4. Meminta
dengan baik
5. Mengungkapkan
dengan baik
6. Masukkan
dalam jadwal harian pasien
|
|
Setelah ... x pertemuan, pasien mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
2. Memperagakan
cara spiritual
|
SP 4 P
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP 1,2&3)
2. Latih
secara spiritual :
a. Berdoa
b. Sholat
3. Masukkan
dalam jadwal harian pasien
|
|
Setelah ... x pertemuan, pasien mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
2. Memperagakan
cara patuh obat
|
SP 5 P
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP 1,2,3 & 4)
2. Latih
patuh obat :
a. Minum
obat secara teratur dengan prinsip 5 Benar
b. Susun
jadwal minum obat secara teratur
3. Masukkan
dalam jadwal harian pasien
|
|
Keluarga mampu :
1. Merawat
pasien dirumah
|
Setelah..x pertemuan , keluarga mampu :
1. Menjelaskan
penyebab, tanda dan gejala akibat
2. Mampu
memperagakan cara merawat
|
SP 1 K
1. Identifikasi
masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Jelaskan
tentang perilaku kekerasan :
a. Penyebab
b. Akibat
c. Cara
merawat
3. Latih
cara merawat
4. Rencana
tindak lanjut keluarga / jadwal untuk merawat pasien
|
|
Setelah ...x pertemuan keluarga mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
2. Mampu
merawat serta dapat membuat rencana tindak lanjut
|
SP 2 K
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP 1)
2. Latih
(simulasi) 2 cara lain untuk merawat pasien
3. Latih
langsung ke pasien
4. Rencan
tindak lanjut keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
|
Setelah ...x pertemuan keluarga mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
2. Mampu
merawat serta dapat membuat rencana tindak lanjut
|
SP 3 K
1. Evaluasi
SP 1 dan SP 2
2. Latih
langsung ke pasien
3. Rencana
tindak lanjut keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
|
|
Setelah ...x pertemuan keluarga mampu :
1. Melaksanakan
follow up dan rujukan
2. Mampu
menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
|
SP 4 K
1. Evaluasi
SP 1,2 & 3
2. Latih
langsung ke pasien
3. Rencana
tindak lanjut keluarga
a. Follow
up
b. Rujukan
|
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
Ruang
Dirawat : Ruang III
Citro Angggodo
Tanggal
masuk : 04 Desember
2015
Tanggal
pengkajian : 08 Desember
2015
No.
RM : RMJ-030165
A.
Pengkajian
I.
Identitas
klien
Inisial : Bpk.S
Umur : 50 tahun
Alamat : Semarang
Pendidikan :
SMA
Agama : islam
Status : duda
Diagnosa medis : skizofrenia tak terinci
Identitas Penanggung
Jawab
Nama : Bpk.S
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Semarang
Hubungan dengan klien:
Adik klien
II.
Alasan
masuk
Klien sering
kluyuran,banyak bicara,sulit tidur,sering mengamuk tanpa sebab, klien juga
bertengkar dengan tetangga klien karena masalah perempuan.
III.
Faktor
predisposisi
1. Klien
sudah pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di RSJD
Amino ini sudah 5 kali yaitu pada sekitar tahun
2012,2013,2014,Juli 2015 dan karena klien sering kambuh penyakitnya
keluarga membawa klien ke IGD RSJD lagi pada bulan Desember 2015 selanjutnya klien dirawat di Ruang III Citro
Anggodo
2. Klien
mengatakan pengobatan dahulu berhasil, klien dapat kembali beraktivitas dan
dapat beradaptasi di masyarakat
3. Klien
mengatakan pernah mengalami penganiayaan fisik (bertengkar) dengan tetangga
klien yaitu Tn. S (usia 49th) penyebabnya yaitu karrena mereka berdua dalam
keadaan mabuk setelah mengkonsumsi alkohol, klien juga mnegatakan 3 hari
sebelum klien dibawa ke RSJD klien menyaksikan seorang ibu-ibu (50 th) dipukuli
oleh tukang parkir didaerah sekitar Jl.Iman Bonjol,Semarang didalam mobil,
alasan tukang parkir memukuli ibu-ibu tersebut tidak jelas. Tetapi klien tidak
pernah mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan seksual,penolakan dari
lingkunga dan kekerasan dalam rumah
tangga.
4. Klien
mengatakan ibu klien sewaktu masih muda pernah mengalami gejala seperti tidak
bisa tidur dan merasa mendengar suara nenek klien yang sudah meninggal, lalu
setelah ibu klien mengkonsumsi obat, gejala tersebut sudah tidak pernah muncul
lagi, ibu klien tidak pernah dirawat di
rumah sakit jiwa.
(masalah keperawatan :
halusinasi)
5. Klien
pernah merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bercerai dengan
istri klien yang pertama dan harus berpisah denga anak klien.
IV.
Pemeriksaan
fisik
1. Tanda
vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernafasan : 21 x/menit
2. Ukur
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 57 kg
IMT : 57/(1,60)2 = 22 (Status gizi baik)
3. Klien
mengatakan tidak ada keluhan fisik
V.
Psikososial
1. Genogram
Klien adalah anak
laki-laki dari enam bersaudara, klien anak kedua dan tinggal serndiri dirumah.
Klien seorang duda yang memiliki 3 anak dari kedua pernikahannya Orang yang
paling dekat dengan klien adalah adik kien (Tn.S). Pengambil keputusan dalam
keluarga adalah klien sendiri.
2. Konsep
diri
a. Gambaran
diri
Penampilan klien bersih
rapi . klien mengatakan bahwa dirinya biasa saja tidak ada yang istimewa dari
klien
b. Identitas
Klien adalah seorang duda
berumur 50 tahun, klien pernah menikah 2 kali , klien sudah bekerja, klien
mandiri .
c. Peran
Peran klien dirumah
yaitu dapat mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri, bekerja menarik becak,
berdagang , semua pekerjaan dikerjakan klien sendiri.
d. Ideal
diri
Harapan klien yaitu
bisa keluar dari rumah sakit, bisa bekerja kembali , mencari uang kembali agar
bisa menjalani kehidupan seperti biasa , klien juga berharap supaya dapat
menikah lagi.
e. Harga
diri
Klien mengatakan merasa
malu kepada tetangga sekitar tempat tinggal klien , tetapi klien mencoba untuk
tidak memperdulikan apa yang orang lain pikirkan tentang klien.
Masalah keperawatan :
Harga Diri Rendah
3. Hubungan
sosial
Klien mengatakan orang
yang paling berarti bagi klien yaitu bapak dan ibu klien, dan juga adik klien
Tn. S karena klien dekat dengan Tn.S saat
berada di Semarang. Saat berada di rumah sakit klien berteman baik dengan semua
pasien yang berada di 1 ruangan maupun ruangan lain. Klien mengatakan teman yang paling dekat selam
klien di Rumah sakit yaitu Bpk.A . Klien terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan
kelompok yang ada di rumah sakit maupun kegiatan yang ada di masyarakat. Dalam
keluarga klien berkomunikasi dengan saudara klien dan anggota keluarga yang
lain.
4. Spiritual
a. Nilai
dan keyakinan
Klien beragama islam
dan percaya bahwa Allah adalah tuhannya dan klien berdoa kepada Allah supaya
diberi kesembuhan dan kesehatan.
b. Kegiatan
ibadah
Klien mengatakan saat
dirumah rutin melaksanakan ibadah, dan semenjak dirawat dirumah sakit klien masih
melakukan ibadah , terkadang jika klien
dapat bangun tengah malam klien sholat tahajud.
VI.
Status
mental
1. Penampilan
Klien tampak rapi dan
bersih, berpakaian sesuai, makan minum dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan
orang lain.
2. Pembicaraan
Klien selalu kooperatif
jika diajak berkomunikas, pembicaraan klien keras saat diwawancara dan sering
tertawa.
3. Aktifitas
motorik
Klien terlihat
hiperaktif dan sering mondar-mandir klien mengikuti kegiatan ruangan seperti
menyapu , dll.
4. Alam
perasaan
Hasil observasi
didapatkan alam perasaan klien yaitu khawatir
5. Afek
Afek klien labil , jika
ada hal yang lucu klien tertawa jika ada hal yang menyedihkan maka mimik wajah
klien juga menggambarkan kesedihan.s
6. Interaksi
selama wawancara
Klien cukup kooperatif,
saat diwawancara menjawab dengan baik, kontak mata dapat dipertahankan,
walaupun terkadang klien sering tertawa sendiri.
7. Persepsi
Klien tidak mengalami
gangguan halusinasi baik pendengaran, penciuman, penglihatan, perabaan,
pengecapan maupun penghidu.
8. Proses
pikir
Klien dapat
mengorganisir dan menyusun pembicaraan dengan logis dan koheren.
9. Isi
pikir
Klien tidak pernah
memiliki pikiran-pikiran yang aneh selama wawancara. .
10. Tingkat
kesadaran
Klien tidak mengalami
gangguan disorientasi baik waktu, tempat maupun orang.
11. Memori
Klien tidak mengalami
gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.
12. Tingkat
konsentrasi dan berhitung
Klien tidak dapat
berkonsentrasi dengan baik karena terkadang klien meminta mengulangi pertanyaan
yang diberikan.
13. Kemampuan
penilaian
Klien mampu mengambil
keputusan sederhana, tetapi kadang klien juga belum mampu mengambil keputusan
yang baik saat marah karena sering meluapkan emosi kepada orang lain.
14. Daya
titik diri
Klien merasa tidak
sakit, klien mengingkari penyakit yang dideritanya.
VII.Kebutuhan persiapan
pulang
1. Makan
Klien makan 3 kali
dalam sehari, klien dapat menghabiskan porsi makannya, dan klien dapat makan
sendiri tanpa bantuan orang lain.
2. BAB/BAK
Klien mampu melakukan
BAB/BAK sendiri.
3. Mandi
Klien mengatakan sering
mandi dalam sehari karena merasa kepanasan.
4. Berpakaian/berhias
Klien mampu berpakaian
secara mandiri dan sesuai
5. Kebersihan
diri
Klien mampu
membersihkan dirinya sendiri, seperti mandi,BAB,BAK dan lain-lain.
6. Istirahat
tidur
Klien mengatakan
kebutuhan tidurnya tercukupi
7. Penggunaan
obat
Selam dirawat di RSJD
klien meminum obat secara rutin dan mandiri
8. Pemeliharaan
kesehatan
Klien dapat memelihara
kesehatannya secara mandiri
9. Kegiatan
didalam rumah
Klien mampu melakukan
kegiatan sehari-hari dirumah secara mandiri.
10. Kegiatan
diluar rumah
Klien mengatakan mengisi
aktivitas diluar rumah dengan bekerja menarik becak dan berdagang.
VIII.
Mekanisme
koping
Klien mengatakan
belum mampu mengatasi masalahnya dengan
baik, misalnya saat marah belum mampu untuk mengontrol emosinya. Apabila kien
memiliki masalah klien bercerita dengan adik klien (Tn.S).
IX.
Masalah
psikososial dan lingkungan
Klien
mengatakan tidak memiliki masalah dalam kelompok lingkungan klien ,pendidikan,
pekerjaan klien, tempat tinggal klien , perekonomian klien, maupun pelayanan
kesehatan . Tetapi klien mempunyai masalah dengan salah satu tetangga klien
dikarenakan masalah perempuan.
X.
Sumber
daya
Klien
menyangkal bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa
XI.
Aspek
medis
1. Diagnosa
medik
Skizofrenia tak terinci
2. Terapi
medik
·
Clorpeomazin 100mg
·
Clocapine 25 mg : 2 x 1
XII.
Analisa
data
No
|
Data
|
Masalah
|
1
|
DS
: klien mengatakan sebelum klien dibawa di rumah sakit klien bertengkar
dengan salah satu tetangga klien terjadi saling pukul , klien juga mengatakan
menurut keluarga klien klien sering mengamuk tanpa sebab.
DO
: -
|
Resiko
mencederai orang lain
|
2
|
DS
: klien mengatakan merasa malu kepada tetangga klien karena klien bolak balik
masuk rumah sakit
DO
: -
|
Harga
Diri Rendah
|
XIII.
Daftar
masalah keperawatan
1. Resiko
mencederai orang lain
2. Gangguan
konsep diri : Harga diri rendah
3.
XIV.
Pohon
masalah
Resiko
mencederai orang lain
|
Resiko
perilaku kekerasan
|
Core problem
Gangguan
konsep diri : harga diri rendah
|
XV.
Daftar
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan dan
terapi keperawatan
|
Diagnosa
medis dan
terapi
medis
|
Diagnosa keperawatan:
1. Resiko
mencederai orang lain
Terapi keperawatan :
1. Latihan
fisik : (tarik nafas dalam dan pukul bantal)
2. Verbal/sosial
: meminta dengan baik
3. Spiritual
Gangguan konsep diri
: Harga diri rendah
Terapi keperawatan :
1. Menggali
kemampuan positif yang dimiliki klien
|
Diagnosa
medik :
Skizofrenia
tak terinci
Terapi medik :
1. Clorpeomazin
100mg
2. Clozapine
25 mg : 2 x 1
|
XVI.
Rencana
keperawatan
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Intervensi
|
Diagnosa 1 :
klien mampu :
1. Membina
hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi
penyebab dan tanda perilaku kekerasan
3. Menyebutkan
jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
4. Menyebutkan
akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan
5. Menyebutkan
cara mengontrol perilaku kekerasannya dengan cara :
a. Fisik
b. Sosial
/ verbal
c. Spiritual
d. Terapi
psikofarmaka (obat)
|
Setelah 1 x pertemuan, klien mampu :
1. Membina
hubungan saling percaya
2. Menyebutkan
penyebab,tanda, gejala dan akibat perilaku kekerasan.
3. Memperagakan
cara fisik 1 untuk mengontrol perilaku kekerasan.
|
SP 1 P
1. Bina
hubungan saling percaya
2. Berikan
kesempatan klien mengungkapkan perasaan klien dengarkan perasaan klien dengan
tenang
3. Identifikasi
penyebab, tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan.
4. Anjurkan
klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa klien lakukan
5. Tanyakan
“apakah dengan cara tersebut masalahnya akan selesai”
6. Bicarakan
akibat/ kerugian yang kerugian dari cara yang dilakukan
7. Tanyakan
apakah klien mau mempelajari cara baru yang sehat
8. Latih
cara fisik 1 : tarik nafas dalam
9. Beri
pujian kepada klien karena dapat berhasil melakukan simulasi.
10. Masukkan
dalam jadwal harian klien
|
Setelah 2 x pertemuan, klien mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
2. Memperagakan
cara fisik 2 ( pukul bantal) untuk mengontrol perilaku kekerasan
|
SP 2 P
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP1)
2. Latih
cara fisik 2 : pukul kasur / bantal
3. Masukkan
dalam jadwal harian pasien
|
|
Setelah 3 x pertemuan , klien mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
2. Memperagakan
cara sosial / verbal untuk mengontrol perilaku kekerasan
|
SP 3 P
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP1 dan SP 2)
2. Latih
secara sosial / verbal :
a. Menolak
dengan baik
b. Meminta
dengan baik
c. Mengungkapkan
dengan baik
3. Masukkan
dalam jadwal harian pasien
|
|
Setelah 4 x
pertemuan, klien mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
2. Memperagakan
cara spiritual
|
SP 4 P
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP 1,2&3)
2. Latih
secara spiritual :
a. Berdoa
b. Sholat
3. Masukkan
dalam jadwal harian pasien
|
|
Setelah 5 x pertemuan, klien mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan
2. Memperagakan
cara patuh obat
|
SP 5 P
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP 1,2,3 & 4)
2. Latih
patuh obat :
a. Minum
obat secara teratur dengan prinsip 5 Benar
b. Susun
jadwal minum obat secara teratur
c. Masukkan
dalam jadwal harian pasien
|
|
Diagnosa 2 :
Gangguan konsep diri : harga diri
rendah
Klien mampu :
1. Membina
hubungan slaing percaya
2. Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3. Menilai
kemampuan yang dapat digunakan.
4. Menetapkan
/ memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
5. Melatih
kegiatan yang sudah dipilih,sesuai kemampuan
6. Merencanakan
kegiatan yang sudah dilatihnya.
|
Setelah 1 x pertemuan, klien mampu :
1. Mengidentifikasi
kemampuan aspek positif yang dimiliki
2. Memiliki
kemampuan yang dapat digunakan.
3. Memilih
kegiatan sesuai kemampuan.
4. Melakukan
kegiatan yang sudah dipilih
5. Merencanakan
kegiatan yang sudah dilatih
|
SP 1 P
1. Bina
hubungan saling percaya
2. Identifikasi
kemampuan positif yang dimiliki
3. Nilai
kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
4. Pilih
kemampuan yang akan dilatih,
5. Diskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
6. Nilai
kemampuan pertama yang telah dipilih
7. Beri
pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
8. Masukan
dalam jadwal kegiatan pasien.
|
|
Setelah 2 x pertemuan, klien mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan (sp 1)
2. Memperagakan
kemampuan yang dipilih
|
SP 2 P
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP 1)
2. Pilih
kemampuan kedua yang dapat dilakukan.
3. Latih
kemampuan yang dipilih.
4. Masukan
dalam jadwal kegiatan pasien.
|
|
Setelah 3x pertemuan, klien mampu :
1. Menyebutkan
kegiatan yang sudah dilakukan (sp 1 dna sp 2)
3. Memperagakan
kemampuan ketiga yang dipilih
|
SP 3 P
1. Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP 1 dan SP 2)
2. Memilih
kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
3. Masukan
dalam jadwal kegiatan pasien.
|
XVII.
Implementasi
Dan Evaluasi
Implementasi/tindakan
keperawatan
|
Evaluasi
(SOAP)
|
Hari
: Selasa
Tanggal
: 08 Desember 2015
Pukul
: 09.00-09.30
Diagnosa
1
Tindakan
:
SP 1 P
1. Membina
hubungan saling percaya
2. Memberikan
kesempatan klien mengungkapkan perasaan klien mendengarkan perasaan klien
dengan tenang
3. Mengidentifikasi
penyebab, tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan.
4. Menganjurkan
klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa klien lakukan
5. Menanyakan
apakah dengan cara tersebut masalahnya akan selesai
6. Membicarakan
akibat/ kerugian yang kerugian dari cara yang dilakukan
7. Menanyakan
apakah klien mau mempelajari cara baru yang sehat
8. Melatih
cara fisik 1 : tarik nafas dalam
9. Memberi
pujian kepada klien karena dapat berhasil melakukan simulasi.
10. Memasukkan
dalam jadwal harian klien
|
S
:
-
klien mengatakan
bahwa kabar klien baik-baik saja
-
Klien mengatakan
penyebab klien marah yaitu klien dituduh menggoda pacar tetangga klien
-
Klien mengatakan
tanda dan gejala marah yaitu mata merah,pandangan tajam, mengepalkan tangan,
bicara kasar,mengamuk
-
Klien mengatakan bila
klien marah klien mau memukul orang
-
Klien mengatakan
dengan klien memukul orang masalah klien belum selesai dan justru menimbulkan
kerugaian yaitu tangan klien jadi sakit.
-
Klien mengatkan mau
mempelajari car a mengontrol marah dengan cara yang lebih sehat.
-
Klien mengatakan
setelah klien melakukan tarik nafs dalam klien merasa lebih rileks dan
tenang.
-
Klien mau melakukan
latihan di sela-sela kegiatan yang luang.
O
:
-
Klien dapa membina
hubungan saling percaya
-
Klien dapat
mengungkapkan perasaan klien
-
Klien dapat
menyebutkan penyebab,tanda dan gejala, dan perilaku yang biasanya klien
lakukan saat marah
-
Klien dapat
mengetahui kerugian dari perilaku yang biasa klien lakukan saat marah
-
Klien dapat melakukan
latihan fisik 1 yaitu menarik nafas dalam setelah diajari mahasiswa
-
Klien dapat merasakan
manfaat tarik nafas dalam
A
:
-
Klien mampu membina
hubungan saling percaya
-
Klien mampu
mengungkapkan perasaan klien
-
Klien mampu
menyebutkan penyebab,tanda dan gejala, dan perilaku yang biasanya klien
lakukan saat marah
-
Klien mampu
mengetahui kerugian dari perilaku yang biasa klien lakukan saat marah
-
Klien mampu melakukan
latihan fisik 1 yaitu menarik nafas dalam dengan benar.
-
Klien mampu
mengungkapkan perasaan klien setelah melakukan latihan fisik 1
-
Klien mampu membuat jadwal harian klien
P
:
-
Menganjurkan klien
untuk latihan fisik 1 sesuai jadwal harian klien
-
Melakukan kontrak
tema, tujuan, tempat dan waktu untuk melanjutkan intervensi ke 2 (SP 2 )
yaitu latihan fisik 2 : pukul bantal .
|
Hari
: Rabu
Tanggal
: 09 Desember 2015
Pukul
: 09.00-09.30
Diagnosa
2
Tindakan
:
SP 1 P
1. Membina
hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi
kemampuan positif yang dimiliki
3. Menilai
kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
4. Memilih
kemampuan yang akan dilatih,
5. Mendiskusikan
dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai
kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
6. Menilai
kemampuan pertama yang telah dipilih
7. Memberikan
pujian atas aktivitas/ kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
8. Memasukan
dalam jadwal kegiatan pasien.
|
S
:
-
klien mengatakan
memiliki kemampuan positif yaitu mampu untuk membersihkan dan merapikan
tempat tidur klien, menyapu halaman, mampu untuk mencuci gelas.
-
Klien mengatakan
memilih untuk membersihkan dan merapikan tempat tidur dahulu
-
Klien mengatakan mau
untuk latihan merapikan tempat tidur lebih baik lagi
O
:
-
Klien dapat
menyebutkan aspek positif yang dimiliki yaitu memiliki kemampuan untuk
membersihkan dan merapikan tempat tidur klien, menyapu halaman, mampu untuk
mencuci gelas.
-
Klien dapat memilih
untuk membersihkan dan merapikan tempat tidur dahulu
-
Klien dapat
membersihkan dan merapikan tempat tidur tetapi setelah diberi contoh oleh
perawat
-
Klien dapat
mengungkapkan perasaan klien setelah merapikan tempat tidur.
A :
-
Klien mampu
menyebutkan aspek positif yang dimiliki yaitu memiliki kemampuan untuk
membersihkan dan merapikan tempat tidur klien, menyapu halaman, mampu untuk
mencuci gelas.
-
Klien mampu memilih
untuk membersihkan dan merapikan tempat tidur dahulu
-
Klien mampu
membersihkan dan merapikan tempat tidur
-
Klien
mampumengungkapkan perasaan klien setelah merapikan tempat tidur.
-
Klien mampu membuat jadwal
harian klien
P
:
-
Menganjurkan klien
untuk latihan merapikan dan membersihkan tempat tidur setelah bangun tidur.
-
Melakukan kontrak
tema,tujuan,tempat dan waktu untuk melanjutkan intervensi ke 2 (SP 2 dan SP 3
P ) yaitu latihan fisik 2 : melatih kemampuan positif kedua dan ketiga yang
dimiliki klien yaitu menyapu halaman dan mencuci gelas
|
Hari
: Rabu
Tanggal
: 09 Desember 2015
Pukul
: 09.00-09.30
Diagnosa
1
Tindakan
:
SP 2 P
1. Membina
hubungan saling percaya
2. Menanyakan
perasaan klien
3. mengevaluasi
kegiatan yang lalu (SP1)
4. melatih
cara fisik 2 : pukul kasur / bantal
5. memberikan
pujian atas keberhasilan klien
6. memasukkan
dalam jadwal harian pasien
|
S
:
-
Klien mengatakan
kabar klien baik
-
Klien megatakan sudah
melakukan latihan tarik nafas dalam sesuai jadwal
-
Klien mengatakan
merasa puas setelah memukul-mukul bantal
-
Klien mengatakan
senang mendapat pujian dari mahasiswa
-
Klien mengatakan
bersedia untuk melakukan latihan verbal/ sosial untuk mengontrol emosi
-
Klien mengatakan mau
melakukan latihan sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan mahasiswa
A :
-
Klien dapat membina
hubungan saling percaya
-
Klien dapat
mengungkapkan perasaan klien
-
Klien dapat melakukan
latihan tarik nafas dalam sesuai jadwal
-
Klien dapat melakukan
latihan fisik 2 yaitu pukul bantal setelah diajari oleh mahasiswa
-
Klien dapat bersedia
untuk melakukan latihan verbal/ sosial untuk mengontrol emosi
-
Klien dapat merasakan
rileks dan tenang setelah melakukan pukul bantal
O :
-
Klien mampu membina
hubungan saling percaya
-
Klien mampu
mengungkapkan perasaan klien
-
Klien mampu melakukan latihan tarik nafas dalam sesuai
jadwal
-
Klien mampu latihan fisik 2 dengan memukul bantal
P :
-
Menganjurkan klien
untuk latihan fisik 2 sesuai jadwal harian klien
-
Melakukan kontrak
tema,tujuan,tempat dan waktu untuk melanjutkan intervensi ke 2 (SP 3 dan 4 )
yaitu latihan verbal dan spiritual
|
Hari
: Minggu
Tanggal
: 13 Desember 2015
Pukul
: 09.00-09.30
Diagnosa
1
Tindakan
:
SP 3
dan 4 P
1. Membina
hubungan saling percaya
2. Menanyakan
perasaan klien
3. Mengevaluasi
kegiatan yang lalu (SP1 dan SP 2 P)
4. Melatih
secara sosial / verbal (Sp 3 P) :
a. Menolak
dengan baik
b. Meminta
dengan baik
c. Mengungkapkan
perasaan dengan baik
4. melatih
secara spiritual (Sp 4 P):
a. Berdoa
b. Sholat
5. memasukkan
dalam jadwal harian klien
|
S
:
-
klien mengatakan
kabar klien baik
-
Klien mengatakan
sudah melakukan latihan tarik nafas dalam dan memukul bantal sesuai jadwal
-
Klien mengatakan mau untuk melakukan melatih emosi dengan
verbal dan berdoa
-
Klien mengatakan
merasa lebih tenang setelah latihan berbicara baik kepada orang lain dan
berdoa kepada Allah.
-
Klien mengatakan mau
untuk melakukan latihan sesuai dengan jadwal
-
Klien mengatakan mau
untuk mengontrol emosi dengan teratur minum obat
O
:
-
Klien dapat membina
hubungan saling percaya
-
Klien dapat
mengungkapkan perasaan klien
-
Klien dapat melakukan latihan tarik nafas
dalam dan memukul bantal sesuai jadwal
-
Klien dapat melakukan
melatih emosi dengan verbal dan berdoa setelah diajari mahasiswa
-
Klien dapat merasa
lebih tenang setelah latihan berbicara baik kepada orang lain dan berdoa
kepada Allah.
-
Klien dapat membuat
jadwal harian bersama mahasiswa
A
:
-
Klien mampu membina
hubungan saling percaya
-
Klien mampu
mengungkapkan perasaan klien
-
Klien mampu melakukan latihan tarik nafas
dalam dan memukul bantal sesuai jadwal
-
Klien mampu melakukan
melatih emosi dengan verbal dan berdoa
-
Klien mampu merasa
lebih tenang setelah latihan berbicara baik kepada orang lain dan berdoa
kepada Allah.
-
Klien mampu membuat jadwal harian bersama mahasiswa
P
:
-
Menganjurkan klien
untuk latihan verbal dan spriritual sesuai jadwal harian klien
-
Melakukan kontrak
tema,tujuan,tempat dan waktu untuk melanjutkan intervensi ke 4 (SP 5 P) yaitu
minum obat teratur sesuai dengan prinsip 5 benar.
|
Tanggal
: 13 Desember 2015
Pukul
: 10.00-10.30
Diagnosa
2
Tindakan
:
SP 3
dan 4 P
1. Membina
hubungan saling percaya
2. Menanyakan
perasaan klien
3. Mengevaluasi
kegiatan yang lalu (SP1 P)
4. memilih
kemampuan kedua dan ketiga yang dapat dilakukan yaitu menyapu halaman dan
mencuci gelas
5. melatih
kemampuan yang dipilih yaitu menyapu halaman dan mencuci gelas
6. memasukan
dalam jadwal kegiatan pasien.
|
S
:
-
klien mengatakan
kabar klien baik-baik saja
-
klien mengatakan
sudah melakukan latihan merapikan dan membersihkan tempat tidur setelah
bangun tidur
-
klien mengatakan
klien memilih untuk menyapu halaman dan mencuci gelas untuk latihan
-
klien mengatakan
merasa senang setelah diajari cara menyapu halaman dengan benar dan cara
mencici gelas dengan benar oleh mahasiswa
-
klien mengatakana mau
untuk latihan setiap hari sesuia jadwal
-
klien mengatakan mau
untuk melatih ketiga cara untuk melatih kemapuan positif yang dimiliki klien
O :
-
klien dapat membina
hubungan saling percaya
-
klien dapat
mengungkapkan perasaan klien
-
klien dapat melakukan
latihan merapikan dan membersihkan tempat tidur setelah bangun tidur
-
klien dapat memilih
untuk menyapu halaman dan mencuci gelas untuk latihan
-
klien dapat melakukan
mencuci gelas dan menyapu halaman setelah diajari mahasiswa dengan benar
-
klien dapat melatih
ketiga cara untuk melatih kemapuan positif yang dimiliki klien
A :
-
klien mampu membina
hubungan saling percaya
-
klien mampu
mengungkapkan perasaan klien
-
klien mampu melakukan
latihan merapikan dan membersihkan tempat tidur setelah bangun tidur
-
klien mampu memilih
untuk menyapu halaman dan mencuci gelas untuk latihan
-
klien mampu melakukan
mencuci gelas dan menyapu halaman
-
klien mampu melatih
ketiga cara untuk melatih kemapuan positif yang dimiliki klien
P
: menganjurkan klien untuk melatih ketiga cara untuk meningkatkan harga diri
klien yaitu merapikan tempat tidur,menyapu halaman dan mencuci gelas sesuai
jadwal yang ditentukan.
|
Hari
: Senin
Tanggal
: 14 Desember 2015
Pukul
: 09.00-09.30
Diagnosa
1
Tindakan
:
SP 5 P
1. Membina
hubungan saling percaya
2. Menanyakan
perasaan klien
3. Mengevaluasi
kegiatan yang lalu (SP1,SP 2 P,SP 3,SP 4 P)
4. Melatih
klien untuk patuh obat :
a. Minum
obat secara teratur dengan prinsip 5 Benar
b. menyusun
jadwal minum obat secara teratur
5. Memasukkan
dalam jadwal harian klien
|
S
:
-
klien mengatakan
kabar klien baik-baik saja
-
klien mengatakan
sudah melakukan keempat cara yang diajarkan mahasiswa untuk mengontrol emosi
-
klien mengatakan mau
untuk minum obat secara teratur
-
klien mengatakan
bersedia untuk melakukan ke 5 cara untuk mengontrol emosi/marah yang sudah
diajarkan mahasiswa.
O :
-
klien dapat membina
hubungan saling percaya
-
klien dapat
mengungkapkan perasaan klien
-
klien dapat melakukan
keempat cara yang diajarkan mahasiswa untuk mengontrol emosi
-
klien dapat meminum
obat secara teratur dengan bimbingan perawat
-
klien dapat bersedia
untuk melakukan ke 5 cara untuk mengontrol emosi/marah yang sudah diajarkan
mahasiswa.
A
:
-
klien mampu membina
hubungan saling percaya
-
klien mampu
mengungkapkan perasaan klien
-
klien mampu melakukan
keempat cara yang diajarkan mahasiswa untuk mengontrol emosi
-
klien mampu meminum
obat secara teratur dengan bimbingan perawat
-
klien mampu untuk
melakukan ke 5 cara untuk mengontrol emosi/marah yang sudah diajarkan
mahasiswa.
P
:
-
menganjurkan klien
untuk tetap melatih ke 5 cara yang digunakna untuk mengontrol marah, yaitu
tarik nafas dalam,memukul bantal, mengungkapkan dengan baik, berdoa dan
meminum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar sesuai dengan jadwal
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya
sendiri,orang lain maupun lingkungan sekitarnya, disertai dengan amuk dan gaduh
gelisah yang tidak terkontrol yang ditandai dengan suka marah, pandangan mata
tajam,otot tegang , nada suara tinggi, berdebat,sering pula memaksakan
kehendak,merampas makanan dan memukul bila tidak sengaja.
Gangguan perilaku kekerasan dipengaruhi oleh Faktor
predisposisi yang terdiri atas faktor psikologis, faktor sosial budaya, faktor
biologis, dan faktor presipitasi.
B.
Saran
Perawat hendaknya menguasai asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah perilaku kekerasan sehingga bisa membantu klien dan keluarga
dalam mengatasi masalah klien. Kemampuan yang dapat dimiliki perawat dalam
menangani klien dengan masalah perilaku kekerasan meliputi keterampilan dalam
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi sampai evaluasi .
DAFTAR PUSTAKA
Direja,Ade.2011.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:Nuha
Medika
Kelliat,Budi
Ana.Dkk.2009.Model Praktik Keperawatan
Jiwa.Jakarta:EGC
Kelliat,Budi
Anna.2005.Proses Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC
Kusuma,Farida
Dan Yudi Hartono.2011.Buku Ajar
Keperawatan Jiwa.Jakarta: Salemba Medika
Prabowo,Eko.2014.Konsep Dan Aplikasi Asuhan Keperawatan.Yogyakarta:
Nuha Medika
Yosep,Iyus.2009.Keperawatan Jiwa.Bandung:Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar